Blog Archive

Popular Posts

Monday, September 16, 2019

Mengintip Orang Tuaku Yang Becumbu

SahabatQQ - Feny, waktu itu berumur  20 tahun dan melanjutkan studinya di salah satu akademi sekretaris di bandaung. Memiliki paras yang canti dan tubuh tinggi . Feny memiliki pacar bernama andre yang semakin serius menjalin hubungan dengan feny

Mengintip Orang Tuaku Yang Becumbu


?Mau kemana lagi, Fen?? tanya Andre sambil melirik ke Feny. ?Pulang, ah.. Aku capek sehabis ujian tadi,? jawab Feny sambil bersandar pada jok mobil, matanya terpejam. Andre sekilas melirik pada paha Feny yang putih mulus. Rok mini yang dipakai Feny naik tersingkap dengan posisi duduk Feny tersebut. ?Fen, kita ke motel dulu, ya..?? ajak Andre.

?Yee, kamu horny ya?? kata Feny melirik Andre sambil tersenyum. ?Habisnya aku tidak tahan melihat kamu?? kata Andre sambil tersenyum pula. ?Ya sudah, mau dimana?? tanya Feny sambil tangannya mengelus paha Andre yang sedang mengemudi. Andre tak menjawab. Hanya senyuman saja yang tampak di wajahnya sementara mobil diarahkannya menuju sebuah motel..

?Buka dong semua pakaian kamu,? kata Andre sementara dia sendiri melucuti semua pakaiannya. ?Ih dasar otak horny!? kata Feny tersenyum sambil melepas seragam kuliahnya. ?Aku cinta kamu..? kata Andre sambil memeluk tubuh telanjang Feny dari belakang. Satu tangan meremas buah dada Feny, sementara satu tangan mengelus dan mengusap memeknya. ?Mmhh?? desah Feny sambil terpejam. Tangan Feny menggenggam kontol Andre yang sudah tegak dan sesekali mengenai belahan pantatnya.

?Mmhh.. Enak sayang?? bisik Andre ketika Feny mengocok kontolnya. Feny tersenyum dan langsung membalikkan badannya menghadap Andre lalu mengecup bibirnya. Andre membalas kecupan bibir Feny dengan hangat. ?Hisap, dong?? bisik Andre di telingan Feny. Feny tersenyum sambil merendahkan badannya dan langsung berjongkok. Wajahnya tepat di depan kontol Andre yang sudah berdiri tegak. Lidah Feny mulai menjilati kepala kontol Andre sementara tangannya tetap mengocok batangnya.
?Ohh.. Enak sayang?? bisik Andre sambil memompa kontolnya pelan ketika Feny mulai mengulum batang kontolnya. Jilatan, hisapan serta kocokan tangan Feny pada kontolnya membuat Andre mengejang menahan nikmat. ?Gantian dong?? kata Feny sambil bangkit setelah beberapa waktu. Feny bersandar ke dinding sambil berdiri. Andre jongkok lalu diciumnya bulu kemaluan Feny. Feny memejamkan matanya dan melebarkan kakinya ketika lidah Andre mulai menelusuri belahan memeknya.

?Oww.. Enak banget, sayang,? kata Feny sambil memegang kepala Andre dan mendesakan ke memeknya. Pinggulnya bergerak naik turun ketika lidah Andre bermain di lubang memek dan kelentitnya bergantian. ?Ohh.. Sshh?? desis Feny merasakan kenikmatan yang tak terhingga. Feny terpejam dan mendongak sambil mendesakkan kepala Andre lebih keras ke memeknya ketika ada sesuatu yang sangat nikmat tiada tara yang mau keluar.. ?Ohh.. Ohh.. Ohh??

Feny menjerit pelan tertahan ketika mencapai puncak orgasmenya. Terasa ada yang menyembur hangat enak di dalam memeknya. ?Mmhh.. Enak sekali sayang,? kata Feny sambil agak membungkuk lalu mencium bibir Andre yang masih basah oleh cairan memeknya. Andre sepertinya sudah tidak tahan lagi. Setelah membalas ciuman Feny sesaat, segera ditariknya tubuh Feny ke atas ranjang. Feny telentang sambil membuka kakinya lebar. Dengan tak sabar Andre segera menaiki tubuhnya lalu mengarahkan kontolnya ke memek Feny. Tangan Feny segera menggenggam dan membimbing kontol Andre ke lubang memeknya. Dengan sekali desakan, kontol Andre sudah masuk ke memek Feny.
Kontol Andre keluar masuk memek Feny disertai bunyi khas. ?Mmhh?? Feny mendesah sambil terpejam sementara pinggulnya bergoyang mengimbangi gerakan Andre. ?Enak sekali, sayangghh?? desah Andre. Setelah beberapa waktu dan beberapa posisi bersetubuh mereka lakukan, Andre hampir mencapai puncak kenikmatannya. Kontol Andre semakin cepat keluar masuk memek Feny. Ketika puncaknya, Andre segera mencabut kontolnya lalu turun dan berdiri di pinggir ranjang.

Feny yang sudah terbiasa, langsung mengerti. Kontol Andre yang masih basah oleh cairan memeknya segera dikulum han dihisap kuat sambil dikocok pelan. Andre terpejam sambil memegang kepala Feny dan mendesakkan kontolnya agak dalam ke mulut Feny. Tak lama, crott! Crott! Crott! Air mani Andre tumpah di dalam mulut Feny yang terus menghisap kontolnya. ?Wohh.. Enak sekali, sayang,? ujar Andre dengan nafas berat. Feny tersenyum sambil menjilati batang dan kepala kontol Andre dari sisa air maninya yang masih menempel. Lalu mereka berciuman
?Cepat pulang ah?? kata Feny setelah mereka selesai berpakaian dan merapikan diri. ?Ya sayang?? kata Andre sambil menggandeng Feny keluar kamar. Sesampai di rumah, Andre segera pulang setelah berpamitan kepada Papa dan mama Feny. ?Lama amat sih, Fen?? tanya mamanya. ?Iya, mam.. Tadi kami nyimpang dulu ke tempat makan,? kata Feny ringan sambil segera ke kamarnya untuk ganti pakaian. Malam harinya, ketika mereka sedang nonton TV, Papa dan Mama Feny segera bangkit dari tempat duduk karena sudah waktunya jam tidur. ?Kamu jangan terlalu malam begadang, nanti sakit kepala,? kata mamanya kepada Feny.

?Iya, Mam.. Tanggung nih film sedang seru-serunya,? kata Feny sambil matanya terus melihat TV. Lalu mereka segera masuk kamar. Setelah beberapa menit, telinga Feny menangkap suara ranjang berderit berulang-ulang. Sebetulnya Feny sudah mengerti apa yang sedang terjadi di kamar orang tuanya. Feny bersikap cuek saja awalnya. Tapi rasa penasaran dihatinya membuat Feny ingin mengintip mereka. Segera Feny bangkit lalu mengendap mengintip dari lubang kunci.

Walaupun tidak terlalu jelas tapi Feny dapat melihat Papa Mamanya sedang bersetubuh. Darah Feny berdesir karenanya. Ketika mata Feny melihat buah zakar dan kontol papanya yang keluar masuk memek Mamanya, darahnya makin berdesir. Matanya lebih jelas lagi melihat kontol papanya ketika mereka telah selesai bersetubuh, papanya bangkit dan mengelap kontolnya yang basah. Tampak jelas di mata Feny betapa kontol papanya lebih besar dari kontol Andre. Feny segera berdiri, mematikan TV lalu segera bergegas masuk kamarnya. Di atas ranjang, Feny tidak bisa memejamkan matanya.

Terbayang terus persetubuhan Papa dan Mamanya tadi, terlebih ketika terbayang kontol Papanya yang besar.. Perasaan Feny jadi gelisah. Sejak saat itu Feny secara sadar atau tidak selalu memperhatikan gerak gerik Papanya. Apalagi bila Papanya hanya memakai kolor saja. Mata Feny selalu mencuri pandang ke paha dan selangkangan Papanya. Papa Feny waktu itu berumur 43 tahun. Badannya bersih dan tegap. Suatu malam. ?Pijitin pundak Papa, Fen.. Pegal amat,? kata Papa Feny waktu mereka nonton TV. ?Kalau begitu Papa duduk di bawah biar Feny gampang mijitnya,? kata Feny.
Papanya segera turun dari kursi lalu duduk di lantai. Feny segera memijit pundak Papanya sambil nonton TV. ?Mama ngantuk ah.. Mau tidur duluan, Pa?? kata Mamanya sambil bangkit dan menuju kamarnya. ?Feny sayang Papa,? bisik Feny sambil merangkulkan tangannya ke leher Papanya. ?Nah, biasanya suka ada maunya kalau kamu sudah begini,? kata Papanya sambil tersenyum dan menoleh ke Feny. ?Mm.. Feny tidak minta apa-apa kok, Pa?? bisik Feny lagi manja. ?Feny hanya mau bilang kalau Feny sayang Papa,? kata Feny sambil mencium pipi Papanya. Papanya diam sambil tersenyum sambil tangannya memegang tangan Feny yang sedang memeluk dirinya dari belakang.

?Tumben kamu manja begini,? kata Papanya sambil menoleh dan menatap Feny lama. Feny tersenyum lalu mencium pipi Papanya lagi berkali-kali. Darah Feny mulai berdesir. ?Ada apa sih, Fen?? kata Papanya lagi sambil tersenyum. Ucapan Papanya tidak bisa terus ketika bibir mungil Feny mengecup bibirnya. ?Feny sangat sayang Papa,? bisik Feny lirih sambil bibirnya melumat hangat bibir Papanya. Papa Feny pada awalnya kaget atas tindakan putrinya ini, tapi lama kelamaan sentuhan hangat bibir Feny bisa menghangatkan perasaan dan gairahnya. Dibalasnya ciuman Feny dengan hangat pula. ?Mm?? suara Feny terdengar pelan. Papa Feny bangkit lalu duduk berhadapan dengan Feny. Kembali dilumat bibir Feny dengan agak panas. Fenypun membalasnya dengan agak panas pula. Tangan Feny bergerak ke arah selangkangan Papanya. Sambil tetap berciuman diremasnya pelan kontol Papanya.

Terasa kontol Papanya mulai bergerak tegak dan tegang.. ?Feny sayang Papa,? kembali Feny berbisik. ?Papa juga sama?? kata Papanya dengan nafas memburu. ?Jangan disini, Pa.. Nanti Mama tahu,? kata Feny sambil bangkit dan menarik tangan Papanya ke kamar belakang. Papanya menurut mengikuti Feny. Feny langsung memeluk dan melumat bibir Papanya dengan liar, Papanyapun membalasnya semakin panas. Tangan Feny mulai berani disusupkan dan masuk ke celana kolor Papanya, lalu tanpa ragu menggenggam dan meremasnya pelan. ?Mmhh?? suara Papanya tertahan karena masih berciuman. Feny kemudian melepaskan pelukannya lalu merendahkan tubuhnya hingga jongkok. Diperosotkan celana kolor Papanya sampai lutut hingga kontol besarnya yang tegak tampak di depan wajahnya. Feny mengocok pelan kontol Papanya lalu segera mengulumnya. Papanya terpejam sambil memegang kepala Feny. ?Ohh?? desah Papanya. Dimaju mundurkan kontolnya di dalam mulut Feny. Setelah beberapa lama, tubuh Papanya bergetar lalu? Crott! Crott! Crott! Air mani Papanya muncrat di dalam mulut Feny.
Feny dengan tenang menelannya habis. Feny lalu berdiri sambil tersenyum. ?Feny pengen, Pa..? pinta Feny berbisik. ?Tidak bisa sekarang sayang,? kata Papanya sambil membetulkan celananya. ?Kapan, Pa?? kata Feny sambil memeluk dan mengecup bibir Papanya. ?Kamu pulang kuliah jam berapa?? tanya Papanya. ?Jam 11, Pa?? ?Kalau begitu Papa jemput kamu di kampus jam 12 untuk makan siang, lalu kita cari tempat?? kata Papanya sambil tersenyum. ?Iya, Pa?? kata Feny sambil tersenyum pula. ?Kasih tahu pacar kamu untuk tidak jemput, ya?? kata Papanya. Feny mengangguk. ?Sekarang tidurlah,? kata Papanya sambil mencium bibir Feny mesra. Besok harinya sesuai dengan rencana, Feny dijemput di kampus. ?Mau makan siang dimana?? tanya Papanya. ?Tidak usah makan siang, Pa?? kata Feny manja. ?Langsung saja?? kata Feny tersenyum. Papa Fenypun tersenyum. Mobil langsung di arahkan ke hotel.

Di dalam kamar, mereka langsung berciuman. Feny menatap mata Papanya lalu melepas kancing kemeja Papanya satu demi satu. ?Biar Papa buka sendiri biar cepat. Waktu kita sedikit sayang. Papa harus segera ke kantor lagi,? kata Papanya sambil tersenyum lalau melepas semua pakaiannya. Feny juga sama. Tubuh Feny telentang di atas ranjang. Papanya segera duduk di pinggir ranjang. Tangannya mulai mengelus dan meremas buah dada Feny. Feny terpejam menikmati belaian Papanya itu. Sementara tangannya dengan segera meraih kontol Papanya yang sudah tegang besar.

Diremas dan dikocoknya pelan. Tangan Papanya mulai turun ke memek Feny. Diusap dan di gosoknya memek Feny dengan mesra. Lalu salah satu jarinya mulai memainkan kelentit dan lubang memeknya bergantian. Feny terpejam sambil menggigit bibir sementara tangannya tak henti mengocok kontol Papanya. ?Cepat masukkan, Pa?? pinta Feny. Papanya tersenyum lalu bangkit dan segera menaiki tubuh anaknya. Disentuhkan kontolnya ke memek ke belahan memek Feny. Feny menatap mata Papanya sambil tangannya segera meraih kontol dan mengarahkan ke lubang memeknya.

Dengan sedikit desakan, kontol Papanya perlahan masuk ke memek Feny. Feny terpejam merasakan rasa nikmat dari orang yang sangat disayanginya. Tak terasa air matanya mengalir di pipi. ?Ada apa sayang?? tanya Papanya sambil terus memompa kontolnya. ?Feny sangat bahagia bisa bersama Papa saat ini,? kata Feny sambil memeluk erat Papanya. ?Feny sangat sayang Papa,? bisik Feny. ?Papa juga sangat sayang kamu,? kata Papanya. Feny tersenyum sambil menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan pinggul Papanya. Kenikamatan dan sensasi yang sangat luar biasa dirasakan oleh Feny saat itu.
Siang itu Feny dan Papanya dengan liar bersetubuh bermandi peluh dan desahan serta jeritan kenikmatan. Sampai akhirnya terasa kontol Papanya berdenyut tanda akan mencapai orgasme. Dicabutnya kontol dari memek Feny lalu digesek-gesekan ke belahan memeknya. Tapi Feny dengan segera bangkit dan langsung menghisap serta mengocok kontol Papanya sampai akhirnya..

Crott! Crott! Air mani Papanya menyembur banyak di dalam mulut Feny. Feny menelannya dengan tenang lalu tersenyum. Papanya lalu mencium bibir Feny. ?Kamu hebat sayang?? bisik Papanya. ?Lebih hebat dari Mama kamu,? kata Papanya lagi. ?Feny sayang Papa?? bisik Feny sambil tersenyum.

0 comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.