Blog Archive

Popular Posts

technology-services>

megasahabat.COM

SahabatQQ Agen DominoQQ dan Poker Online Aman dan Terpercaya.

Untitled-1

megasahabat.COM

SahabatQQ Agen DominoQQ dan Poker Online Aman dan Terpercaya.

NEW10>

megasahabat.COM

SahabatQQ Agen DominoQQ dan Poker Online Aman dan Terpercaya.

Untitled-3

megasahabat.COM

SahabatQQ Agen DominoQQ dan Poker Online Aman dan Terpercaya.

3

megasahabat.COM

SahabatQQ Agen DominoQQ dan Poker Online Aman dan Terpercaya.

Tuesday, April 30, 2019

Tetangga Perawan Yang Sangat Montok

Kisah ini berawal dari kehidupan bertetangga, kebetulan tetanggaku itu memiliki dua gadis remaja yang satu SMA, sedangkan yang satunya lagi masih SMP. Mereka tinggal bersama ibu dan pembantunya. Sedangkan aku saat itu masih SMA di sekolah yang sama dengan gadis tetanggaku. Namaku Richard sedangkan gadis SMA itu bernama Agnes dan adiknya bernama Tika.



SahabatQQ Agen Domino 99 Domino QQ dan Poker Online Aman dan Terpercaya

Rumahku terletak tepat di sebelah rumahnya, rumahku bertingkat dua (ternyata rumah bertingkat ada gunanya juga yach), sedangkan rumahnya tidak bertingkat. Kami sering berangkat bareng apabila ingin pergi ke sekolah. Biasanya aku menunggunya di depan rumahku karena aku sudah mengintai segala kegiatannya termasuk jam pergi dan pulang sekolahnya.

Karena seringnya kami pergi dan pulang sekolah bersama-sama maka keakraban kami bertambah dari hari ke hari dan ini merupakan anugrah yang sudah kuatur dengan baik (atau boleh dikatakan sebagai strategi) karena memang aku agak menyukainya dari atas ke bawah.

Gambaran fisiknya adalah kulit putih mulus, seksi sekali dengan tinggi sekitar 165 cm dan berat badan sekitar 55 kg serta busung dada mungkin sekitar 34. Sedangkan aku bertubuh tinggi atletis tampang keren habis walau tak sekeren bintang film
Masa-masa berteman, kami sangat akrab sehingga dia tidak merasa asing lagi di rumahku dan sebaliknya sehingga kami sering berduaan baik di rumahnya ataupun di rumahku yang menimbulkan rasa memiliki yang semakin tinggi. Hari yang penuh strategi terjadi pada minggu pada saat ia ditinggal oleh keluarganya ke mall, tinggallah ia sendiri di rumah. Dan karena hari masih pagi maka ia melakukan aktivitas mencuci bajunya sendiri sedangkan aku di atas loteng sedang melakukan pengintaian terhadapnya.

Pada saat dia sedang membungkuk untuk mengambil pakaiannya di dalam ember terlihatlah sepasang bukitnya yang terbalut BH warna merah (warna favoritku) runcing ke bawah yang mengakibatkan batang kemaluanku menegang sedikit demi sedikit memaksa ingin keluar dari CD-ku, ini diakibatkan karena posisinya yang menghadap ke rumahku. Peristiwa ini terjadi beberapa kali sehingga mengakibatkan aku terangsang berat.

Sambil terus memandangnya tanpa lepas ternyata aku telah mengeluarkan batang kemaluanku dari kenikmatan tidurnya dan telah mengurutnya pelan-pelan, “Ah… ah… ohh”, erangku dan mengocoknya dengan pelan-pelan sambil membayangkan dirinya dapat terlihat lebih seksi lagi, mengakibatkan aku melayang-layang ke awang-awang. Dan akhirnya setelah ia selesai menjemur pakaian dia pun pergi mandi.

Wah ini kesempatan baik nih, langsung saja kuhentikan kegiatan mengintaiku dan merangsang diriku dan kulanjutkan dengan strategi yang namanya menyergap lawan pada saat yang tidak diduga. Langsung aku pergi saja ke rumahnya dan kubuka pintunya perlahan kemudian aku pun telah berada tepat di depan kamar mandinya.

Setelah itu aku mulai melakukan pengintaian lagi melalui lubang kunci kamar mandinya. Wah tetapi aku telat datang dan aku telah melihat bahwa dia sedang membelakangiku dan telah menyirami tubuhnya yang putih aduhai dengan bentuk pantat yang menungging ke arahku yang memberi kesan siap menerima rudalku.
“Ah… ah… ohhh”, secara tidak sadar aku pun telah mendesah-desah sambil mengusap batang kemaluanku dengan perlahan. Kugosok pelan tapi pasti sampai akhirnya tegang berat yang mengakibatkan aku menderita. Akhirnya kukeluarkan burungku dari sarangnya dan mulai melanjutkan dengan mengocoknya secara cepat. “Ah.. ah.. ah.. uh.. uh.. oh.. oh.. oh”, desahku setiap aku mengocok kelaminku.

Kemudian dia mulai menyabuni dirinya dan aku sedang menatap kemolekan tubuhnya dari samping. Wow… bentuk dadanya yang seperti perosotan di kolam renang semakin merangsang libidoku. Dan secara reflek aku mulai mengocok dengan kencang sambil membayangkan sedang menyetubuhi tubuhnya yang indah.

“Ah… ah.. ah… ohhh”, desahku, sedangkan ia melantunkan sebuah lagu entah lagu apa karena konsentrasiku bukan ke sana. Ia mulai menyentuh payudaranya dan kemudian menyabuninya. “Ohh…” desahku lagi.

Ah seandainya saja itu lenganku, kemudian turun lagi ke perut dan sekarang ia mulai menyentuh bibir kemaluannya yang masih sedikit ditumbuhi bulu-bulu. Dan kurasakan kemaluanku ingin mengeluarkan seluruh isi pelurunya dan langsung kuhentikan kegiatanku. Kemudian dia pun sepertinya sudah siap-siap keluar dari kamar mandi.

Kemudian aku pindah dan duduk di depan kamar mandi. Dan ternyata ia lupa membawa handuk. Dan tanpa sadar ia keluar dari kamar mandi dalam keadaan telanjang bulat dan pada saat dirinya telah 90 derajat denganku, langsung saja dia kaget dan kemudian berlari kembali ke kamar mandi. Buah dadanya terlihat bergetar hebat pada saat dia berlari.

Kemudian dia bertanya padaku, “Kapan kamu datang, kok tidak ketok pintu dulu”, katanya.
“Ah mana mungkin kamu bukain, kan kamu lagi mandi”, kataku.
“Iya juga yach”
“Tolong dong ambilin handuk di belakang!” kata Agnes.

Kemudian kuambil handuknya dan kuantar ke kamar mandi, tetapi pada saat dia mau mengambilnya kupegang tangannya. Wah ternyata cewek habis mandi enak sekali tangannya disentuh, halus seperti menyentuh kain yang bernilai ratusan juta rupiah.

“Ah jangan nakal dong”, katanya.
“Ah biarin, kan sama kamu ini. Siapa suruh cakep, coba jelek pasti aku mau muntah tuh”, kataku dan langsung saja kupaksa tubuhku memasuki kamar mandi.

Dia terlihat sangat kaget, kemudian secara refleks dia mulai menutupi buah dadanya kemudian kupandangi wajahnya, wah merah langsung wajahnya karena malu. Kemudian kupandangi buah dadanya, indah benar dengan puting payudara yang berwarna pink.

Lalu kupandangi liang kemaluannya, serba salah dia langsung saja menutupi kemaluannya dengan tangannya, kualihkan lagi pandanganku ke buah dadanya dan dihalanginya pemandanganku dengan tangannya. Demikianlah kubolak-balikkan pandanganku.

Akhirnya aku tidak dapat menahan nafsuku yang memuncak, langsung saja kupeluk ia erat-erat dan mulai kuciumi jenjang lehernya, tanganku memeluk tubuhnya dengan erat. Dia mulai berontak sedikit tapi terus saja kurangsang ia dan mulai kujilati lehernya terus ke telinganya dan sebaliknya. Dan akhirnya ia pun mulai merasakan kenikmatannya sedangkan aku yang sejak tadi memeluknya dengan erat mulai merasakan sentuhan puting susunya, putingku juga mulai kurasakan menyentuh sesuatu yang membangkitkan keperkasaanku.

“Aaah jangan gitu dong, entar keliatan orang…” katanya.
“Aah bodo amat, habis kamu sih nikmat…” kataku.
Kemudian kutatap matanya dan kemudian mulai kucium bibirnya. Kami saling menjilat dan berciuman dengan penuh nafsu. Kuputar-putar lidahku di dalam mulutnya dan saling menjilat lidah lawan. Oh sensasi yang nikmat, tanganku yang tadinya hanya memeluk badannya mulai kualihkan dengan mengelus punggung, kemudian kualihkan memegang buah dadanya. “Oh.. oh.. ah.. ah.. ohh…” erangnya pada saat kugenggam dengan penuh nafsu, kemudian kupilin-pilin puting susunya. “Ahhh”, desahnya semakin tidak karuan setiap kusentuh putingnya.

Kualihkan ciuman bibir dengan lidah yang terjulur keluar dari lehernya ke arah puting payudaranya. Setelah sampai mulai kugigit pelan, kuhisap dalam-dalam dan kuputar-putar lidahku di puting payudaranya. Sedangkan tanganku yang satunya lagi sedang mempermainkan puting yang lain miliknya. Sehingga semakin membuat ia mengoceh tak karuan. Tak kuhiraukan erangan yang diucapkan karena aku sendiri pun mulai berkonsentrasi menikmati sensasi indah ini.

Kemudian tanganku mulai mengelus ke bawah payudaranya terus ke bawah lagi dan sampailah pada lubang kenikmatan dan mulai kugosok-gosok. “Sler… sler… sler…” cairannya mulai keluar. Yang makin membuatku penasaran, ingin menikmati obat awet muda sehingga kualihkan jilatanku ke arah lubang kemaluannya. Dan tercium aroma kemaluan wanita yang khas wangi. “Wah ini baru nikmat”, kataku.

Kemudian kujilat-jilat dari atas ke bawah dan setelah sampai ke klitorisnya kuhisap-hisap pelan. “Ahhh.. ahhh.. uuuh”, erangnya dan ia mulai mengacak-acak rambutku. Wah semakin blingsatan saja dia ini, kemudian kuhisap dalam-dalam klitorisnya dan wah reaksinya sungguh tak karuan ia mulai menjambak rambutku.

“Ah.. ah.. ah.. ooohh.. nikmat sekali Richard…” kata Agnes.
“Ohh.. ohh.. iyaa.. sungguh nikmat cairan awet mudamu…” kataku.
Karena barangku sudah tegang tidak karuan. Maka kubimbing ia ke tempat duduk dan kemudian kukangkangkan kakinya dan kupegang rudalku, kugesek-gesek pelan-pelan dari atas ke bawah atas ke bawah dan kemudian kucium bibirnya dengan penuh nafsu.
“Ohhh.. ohhh.. ooohh”, kemudian kumasukkan batang kemaluanku ke dalam liang kemaluannya.

“Awww…” jeritnya.

Tak kuhiraukan jeritnya karena aku sedang berkonsentrasi menikmati sensasi terindah ini. Kukeluar masukkan anuku pelan-pelan sedikit demi sedikit kemudian kucabut lagi begitu seterusnya.

Sampai akhirnya ia sudah mulai merasakan sensasi seperti yang kurasakan. Barulah kuhujamkan secara pelan tapi pasti secara mendalam.

“Breek.. crooot, wah pecah nih perawannya… Asyik juga nih cewek gua perawanin…” kataku.

“Awww.. ohhh.. perih Richard”, jeritnya.

Kemudian kuelus lembut rambutnya seperti seorang kakak menyayangi adiknya dan kusentuh puting payudaranya dan kupilin-pilin nikmat. Untuk membuatnya melupakan rasa sakit dan menikmati sentuhan yang telah kuberikan.

“Slepp… sleeep…” bunyi batanganku waktu menggesek liang kemaluannya yang telah penuh cairan. Kupindahkan kakinya yang tadi mengangkang ke atas pundakku. Dan mulai kukocok kembali dengan berirama lebih cepat.

“Ahh.. ahh.. ohhh.. ahhh”, erangku.
“Yes yes Richard I love you make me fly to heaven darling..” katanya.

Mendengar permintaannya itu semangat seks-ku bangkit kembali, langsung saja kupercepat mengayuh perahu birahiku.

“Richard, Richard”, jeritnya.
Sementara tangannya mulai berusaha memegang tengkukku, pertanda ia mau keluar nih, langsung saja kutancap lalu kupercepat dan lebih kupercepat.

“Aahh.. aahh”, jeritnya dan akhirnya, “Crroott crooot crooot”
“Oohh yees Richard”, jeritnya lirih.

Rupanya Agnes sudah mencapai puncak orgasmenya, sedangkan aku sendiri mulai merasakan ada yang mulai mendesak di batang kemaluanku dan.., “Croot… croot… croot”Crot2019
“Aaahhh…” jeritku dan kemudian aku ambruk sambil memeluknya.
Lalu kubisikkan di telinganya, “Terima kasih Agnes atas kenikmatan yang terindah yang telah kau berikan kepadaku semoga kau pun menikmatinya…” kataku.

“Ma kasih juga telah mengenalkanku pada kenikmatan dunia ini sayang”, katanya.

Setelah beristirahat sekitar 10 menit akhirnya aku pun bangkit dan melihat ke arah kemaluannya. Ternyata kemaluannya babak belur, darah keperawanannya dan lendir kenikmatan membasahi ujung lorong kemaluannya.

Kemudian kubersihkan lubang kenikmatan yang telah kurasakan dengan lidahku. Ternyata rasanya agak anyir dan karena ini perbuatanku, kuanggap ini adalah hukuman bagiku atas kenikmatan yang telah kudapatkan darinya.

Ia pun kemudian melarangku membersihkan sampai bersih, kemudian ia mulai ke kamar mandi untuk mandi lagi sedangkan aku membersihkan sisa-sisa perjuangan kami.Daftar SahabatQQ
SahabatQQ Agen Domino 99 Domino QQ dan Poker Online Aman dan Terpercaya

Monday, April 29, 2019

Ku Renggut Keperawanan Pembantuku

Namaku Andi, aku mahasiswa di salah satu PTN top di Bandung. Sekarang umurku 20 tahun. Jujur saja, aku kenal seks baru sejak SMP. Aku senang sekali ada situs khusus buat bagi-bagi pengalaman seperti ini, sehingga apa yang pernah kita lakukan bisa dibagi-bagi.

SahabatQQ Agen Domino 99 Domino QQ dan Poker Online Aman dan Terpercaya

Awal aku mengenal seks yaitu saat secara tidak sengaja aku buka-buka lemari di rumah teman SMP-ku dan menemukan setumpukan Video VHS tanpa gambar di dalam sebuah kotak. Karena penasaran film apa itu, kuambil satu dan langsung kucoba di video temanku di kamar itu yang kebetulan sepi, karena temanku sedang les

Kusetel film yang berjudul.. apa ya? aku lupa, ternyata itu film dewasa (waktu itu aku belum banyak tahu). Aku cuma pernah dengar teman-temanku pernah nonton film begituan, tapi aku tidak begitu penasaran. Nah, saat itu aku baru tahu itu loh yang namanya BF. Kebetulan itu film seks tentang anak kecil yang masih mungil bercinta dengan bapaknya, oomnya, temannya dan lain-lain
Dan aku ingin cerita nih pengalaman pertamaku. Kejadian ini terjadi ketika aku masih SMA, di rumahku ternyata ada pembantu baru. Orangnya masih lumayan kecil sekitar 12 tahun lah, tapi itu dia yang membuatku suka. Aku itu suka sama wanitae imut-imut yang masih agak kecil mungkin gara-gara video waktu itu (aku suka begitu melihat situs-situs tentang Lolita, soalnya cewek-cewek di situs-situs itu masih imut-imut). Dan yang paling membuatku terangsang adalah payudaranya yang masih baru tumbuh, masih agak runcing (tapi tidak rata).

Setiap hari itu dia kerjaannya, biasalah kerjaan pembantu rumah tangga, ya ngepel, ya mencuci dan lain-lain. Kalau aku sarapan, kadang suka melihat dia yang sedang ngepel and roknya agak terbuka sedikit, jadi tidak konsentrasi deh sarapannya karena berusaha melihat celana dalamnya, tapi sayang susah. Untuk awal-awal aku hanya bisa minta dibuatkan teh atau susu.

Lambat laun karena aku sudah ingin begitu melihat tubuhnya itu, kuintip saja dia kalau sedang mandi. Tapi sayang karena lubang yang tersedia kurang memadai, yang terlihat hanya pantatnya saja, soalnya terlihat dari belakang. Kadang-kadang terlihat depannya hanya tidak jelas, payah deh. Nah pada suatu hari aku nekat. Kupanggil dia untuk pijati aku, oh iya nama dia Ine.

“Ine.. pijitin saya dong, saya pegel banget nih abis maen bola tadi”, kataku.

“Iya Mas, sebentar lagi ya. Lagi masak air nih, tanggung”, jawabnya.

“Iya, tapi cepet ya. Saya tunggu di kamar saya.”

Cihuy, dalam hati aku bersorak. Nanti mau tidak dia ya aku ajak begituan. Lalu kubuka bajuku sambil menuggu dia. Lalu pintuku diketok,

“Permisi Mas”, ketoknya.
Masuk aja Ne, nggak dikunci kok”, lalu dia masuk sambil bawa minyak buat mijit.

Mulailah dia memijatku. Mula-mula dia memijat punggungku dan sambil kuajak ngobrol.

“Kamu sekolah sampai kelas berapa Ne?” tanyaku.

“Cuma sampai kelas tiga aja Mas, soalnya nggak ada biaya”, jawab dia.

“Sekarang kamu umur berapa?” tanyaku lagi.

Dia menjawab, “Umur saya baru mau masuk 12 Mas.”

“Udah gede dong ya”, kataku sambil tersenyum.

Lalu aku membalikkan badan, “Pijitin bagian dadaku ya..” pintaku sambil menatap memohon. “Iya mas”, katanya. Dia memijati dadaku sambil agak menunduk, jadi baju yang dia pakai agak kelihatan longgar jadi aku bisa melihat bra yang dia kenakan yang menutupi dua buah payudara yang masih baru tumbuh. Wah, kemaluanku jadi tidak karuan lagi rasanya.

Dan aku juga menikmati wajahnya yang masih polos itu. Begitu dia selesai memijati dadaku, aku langsung bilang, “Pijitan kamu enak”, terus aku nekat langsung meraba payudara dia yang imut itu, tapi ternyata dia kaget dan langsung menepis tanganku dan langsung lari dari kamarku. Aku kaget dan jadi takut kalau dia minta berhenti dan bicara dengsn ibuku. Gimana nich? aku langsung dihantui rasa bersalah. Ya sudah ah, besok aku minta maaf saja dengan dia dan berjanji tidak akan mengulangi lagi.
Benar saja, besok itu dia ternyata agak takut kalau lewat depanku. Aku langsung bicara saja dengan dia.

“Ne.. yang kemaren itu maaf ya.. Saya ternyata khilaf, jangan bilang sama Ibu ya.”

“Iya deh Mas, tapi janji nggak kayak gitu lagi khan, abis Ine kaget dan takut”, kata dia.

“Iya saya janji”, jawabku.

Sebulan setelah peristiwa itu memang aku tidak ada kepikiran untuk menggituin dia lagi. Dan dia juga sudah mulai biasa lagi. Tapi pada suatu hari pas aku sedang mencari celanaku di belakang, mungkin celanaku sedang dicuci. Soalnya itu celana ada duitku di dalamnya. Yah basah deh duitku.

Eh, pas aku lewat kamar si Ine, kelihatan lewat jendela ternyata dia lagi tidur. Rok yang dia pakai tersibak sampai ke paha. Yah, timbul lagi deh ide setan untuk ngerjain dia. Tapi aku bingung bagaimana caranya. Akhirnya aku menemukan ide, besok saja aku masukkan obat tidur di minumannya. Dan aku menyusun rencana, bagaimana caranya untuk memberi dia obat tidur.

Besok pas sedang makan dan kebetulan rumah sedang sepi, aku minta dibuatkan teh. Setelah selesai dia buat dan diberikan ke aku. Kumasukkan saja obat tidur ke teh itu. Terus manggil dia,
“Ne.. kok tehnya rasanya aneh sih?”

“Masa sih Mas?” kata dia.

“Cobain saja sendiri”, dia langsung minum sedikit.

“Biasa saja kok Mas..” katanya.

“Coba lagi deh yang banyak”, kataku.

Dia minum setengah, terus aku bilang,

“Ya udah yang itu kamu abisin saja, tapi buatin yang baru.”

“Iya deh Mas, maaf ya Mas kalo tadi tehnya nggak enak”, jawabnya.

“Nggak apa-apa kok”, jawabku lagi.
Aku tinggal tunggu obat tidur itu bekerja. Ternyata begitu dia mau buat teh baru, eh dia sudah ambruk di dapur. Langsung saja kuangkat ke kamarku. Begitu sampai di kamarku, kutiduri di kasurku. Berhasil juga aku bisa membawa dia ke kamarku, pikirku dalam hati. Lalu aku mulai membukan bajunya, gile.. aku deg-degan, soalnya pertama kali nich! Kelihatan deh branya, dan di dalam bra itu ada benda imut berupa gundukan kecil yang bisa membuatku terangsang berat. Lalu kubuka roknya, kelitan CD-nya yang berwarna krem.

Tubuhnya yang tinggal memakai bra dan CD membuat kemaluanku semakin tidak tahan. Tubuhnya lumayan putih. Dalam keadaan setengah telanjang itu, posisi dia kuubah menjadi posisi duduk, lalu kuciumi bibirnya, sambil meremas-remas payudaranya yang masih agak kecil
Dan tanganku yang satu lagi mengusap CD-nya di bagian bibir kemaluannya. Kumasukkan lidahku ke mulutnya dan aku juga berusaha menghisap dan menjilati lidahnya. Sekitar 10 menitan kulakukan hal itu. Setelah itu kubuka branya dan CD-nya. Wow, pertama kalinya aku melihat seorang gadis dengan keadaan telanjang secara langsung. Payudaranya terlihat begitu indah dengan puting yang kecoklatan baru akan tumbuh. Bagian kemaluannya belum ditumbuhi rambut-rambut dan terlihat begitu rapat.

Langsung kujilati dan kuhisapi payudaranya. Dan payudara yang satu lagi kuremas dan kuusap-usap serta kupilin-pilin putingnya. Putingnya tampak agak mengeras dan agak memerah. Setelah aku mainkan bagian payudaranya, kujilati dari dada turun ke arah perut dan terus ke arah bagian kemaluannya. Bagian itu kelihatan masih sangat polos, dan terlihat memang seperti punya anak kecil.

Kubuka kedua pahanya dan belahan kemaluannya, begitu kudekati ingin menjilati. Tercium bau yang tidak kusuka, ah kupikir peduli amat, aku sudah nafsu sekali. Kutahan nafas saja. Kubuka belahan kemaluannya dan aku melihat apa yang di namakan klitoris, yang biasanya aku melihat di situs-situs X, akhirnya kulihat secara langsung. Lalu kujilati bagian klitorisnya itu. Tiba-tiba dia mengerang dan mendesah, “Sshh..” begitu. Aku kaget hampir kabur. Ternyata dia hanya mendesah saja dan tetap terus tidur. Ketika aku jilati itu, ternyata ada cairan yang meleleh keluar dari kemaluannya, kujilati saja. Rasanya asin plus kecut.

Nah sekarang aku dalam keadaan yang amat terangsang, tapi begitu kuperhatikan wajahnya dan ke seluruh tubuhnya aku jadi tidak tega untuk merebut keperawanannya. Aku kasihan tapi aku sudah dalam keadaan yang amat terangsang. Akhirnya kuputuskan untuk masturbasi saja. Soalnya aku tidak tega. Aku pakaikan dia baju lagi dan menidurkan di kamarnya. Yah, aku melepaskan pengalaman pertamaku untuk bercinta dengan seorang gadis mungil berumur 12 tahun! Tidak tahu deh aku menyesal atau tidak.
Setelah melepas kesempatan untuk bercinta dengan Ine. Aku jadi kepikiran terus. Setiap aku apa-ngapain, selalu ingat sama payudara mungilnya Ine dan daerah kemaluannya yang masih polos itu. Untungnya si Ine tidak pernah merasa pernah di apa-apain sama aku. Dia selalu bersikap biasa di depanku tapi akunya tidak biasa kala melihat dia. Soalnya pikiranku kotor melulu.

Pelampiasannya paling aku masturbasi sambil melihat gambar-gambar XX yang aku dapatkan dari situs-situs lolita. Tapi aku bosan juga dan hasrat ingin nge-gituin si Ine semakin besar saja. Sepertinya aku sudah tidak tahan.

Akhirnya pada suatu waktu, aku mendapat kabar yang amat sangat bagus, ternyata orangtuaku mau pindah ke luar negeri, karena bapakku ditugasi ke luar negeri selama 2 tahun. Jadi, aku tidak perlu takut dia mengadu sama ibuku, paling aku ancam sedikit dan aku kasih duit dia diam. Setelah kepergian orangtuaku ke luar negeri, aku langsung punya banyak planning untuk ngerjain dia. Yang pasti aku sudah malas membius-bius segala. Soalnya dia diam saja, tidak seru! Ya sudah aku merencanakan untuk memaksa dia saja (eh, kalau ini termasuk pemerkosaan tidak sih?).

Pada suatu hari, ketika Ine sedang mandi. Kuintip dia. Biasalah, cuma kelihatan belakangnya saja, tapi aku jadi bisa mengantisipasi kalau dia sudah selesai mandi langsung aku sergap saja. Untungnya setelah dia selesai mandi, keluar kamar mandi menuju kamarnya hanya memakai handuk saja tidak pakai apa-apa lagi. Begitu keluar kamar mandi langsung kututup mulutnya dan kupeluk dari belakang, dia-nya meronta-ronta.
Cuma tenagaku sama tenaga anak umur 12 tahun menang mana sih. Kubawa masuk ke kamar dia saja. Soalnya kalau ke kamar aku jauh. Nanti kalau dia meronta-ronta malah lepas lagi. Pas masuk kamar dia kujatuhkan dia ke kasur sambil menarik handuknya. Dia kelihatan ketakutan sekali dengan tubuh tidak mengenakan apa-apa.
“Mas Andi, jangan Mas” mohonnya
“Tidak apa-apa lagi Ne.. Paling sakitnya sedikit entar kamu pasti akan ngerasain enaknya”, kataku.

Dia kelihatan seperti mau teriak, langsung saja kututup mulutnya.

“Jangan coba-coba teriak ya!” hardikku.

Dia mulai menangis. Aku jadi sedikit kasihan, tapi setan sudah menguasai tubuhku.

“Cobain enaknya deh..” kataku.

Sambil tetap menutup mulutnya kuraba dan kuelus payudaranya itu.

“Santai aja, jangan nangis. Nikmati enaknya kalo payudara kamu di elus-elus”, kataku.

Setelah kulepas tanganku dari mulut dia, langsung kucium bibirnya. Ternyata dia lumayan menikmati ciuman sambil payudaranya tetap kuremas-remas. “Enak kan?” kataku. Dia diam saja. Terus kubuka CD-ku. Kukeluarkan batang kemaluanku. Dia kaget dan takut.

“Tolong pegangin anuku donk.. dipijitin ya..” pintaku.

Pertama-tama dia takut-takut untuk memegang anuku, tapi setelah lama dipegang sama dia, dia mulai memijiti. Wah, rasanya enak sekali anuku dipijiti sama dia. Setelah itu dia kusuruh tiduran,
“Mas mau ngapain?” tanyanya.

“Aku mau ngasih sesuatu hal yang paling enak, kamu nikmatin aja” jawabku.

Kubuka belahan pahanya, pertama dia tidak mau buka, tapi setelah kubujuk dia akhirnya membuka pahanya dan kujilati kemaluannya sampai ke klitorisnya. Dia mendesah-desah keenakan. “Tuh kan enak”, kataku. Kujilati sampai keluar cairannya.

Aku merasa pemanasan sudah cukup, begitu kusiapkan batang kemaluanku ke depan liang kemaluannya dia menangis lagi dan berbicara,

“Jangan Mas, saya masih perawan.”

“Saya juga tau kok kamu masih perawan”, jawabku.

Aku tetap bersikeras untuk menyetubuhinya. Pas aku mau mendorong kemaluanku masuk ke dalam liang kemaluannya, eh dia meronta dan mau lari. Dengan cepat kutangkap. Wah, susah nih pikirku. Kebetulan di kamar dia kulihat ada tali untuk jemuran, kuambil dan kuikat saja tangan dan kakinya ke tempat tidur.

“Aku tahu kamu masih perawan, abis gimana lagi aku udah amat terangsang”, kataku.

Dia memandangku dengan tatapan memohon dan sambil dengan keluar air mata.

“Atau kamu lebih suka lewat pantat, biar perawan tetap terjaga?” tanyaku.

“Iya deh Mas, lewat pantat aja ya.. tapi tidak apa-apa kan Mas? Nanti bisa rusak tidak pantat saya?” jawabnya.
“Tidak apa-apa kok”, jawabku.

Ya, sudah kulepaskan talinya. Aku tanya sama dia, dia punya lotion atau tidak, soalnya kalau lewat pantat harus ada pelicinnya. Terus dia bilang punya. Kuambil dan kuolesi ke pantatnya dan kuolesin juga ke kemaluanku.

Langsung saja aku ambil posisi dan si Ine posisinya menungging dan pantatnya terlihat jelas. Aku mulai masukkan ke pantatnya. Pertama agak susah, tapi karena sudah diolesi lotion jadi agak lancar.

“Sslleb.. ahh.. enak sekali”, jepitan pantatnya sangat kuat.

“Aduh.. Mas, sakit Mas..” rintihnya.

“Tahan sedikit ya Ne..” kataku.

Langsung saja kugenjot. “Gile banget, enaknya minta ampun..” Terus aku berfikir kalau lewat kemaluannya lebih enak apa tidak ya? masih perawan lagi. Ah, lewat kemaluannya saja dech, peduli amat dia mau apa tidak. Kulepaskan batang kemaluanku dari pantatnya. Aku membalikkan badannya terus kuciumi lagi bibirnya sambil meremas payudaranya.
“Udahan ya Mas, saya sudah cape..” pintanya
“Bentar lagi kok”, jawabku.

Setelah itu langsung kutindih saja badannya.

“Lho Mas mau ngapain lagi?” tanyanya sambil panik tapi tak bisa ngapa-ngapain karena sudah kutindih.

“Tahan dikit ya Ne..” kataku.

Langsung kututup mulutnya pakai tanganku dan batang kemaluanku kuarahkan ke liang kemaluannya. Dia terus meronta-ronta. Ine menangis lagi sambil berusaha teriak tapi apa daya mulutnya sudah kututup. Akhirnya batang kemaluanku sudah sampai tepat di depan lubang kemaluannya.

Aku mau masukkan ke lubangnya susahnya minta ampun, karena masih rapat barangkali ya? Tapi akhirnya kepala kemaluanku bisa masuk dan begitu kudorong semua untuk masuk, mata Ine terlihat mendelik dan agak teriak tapi mulutnya masih kututup dan terasa olehku seperti menabrak sesuatu oleh kemaluanku di dalam liang kemaluannya. Selaput dara mungkin, kuteruskan ngegituin dia walaupun dia sudah kelihatan sangat kesakitan dan berurai air mata.

Kucoba lepas tanganku dari mulutnya. Dia menangis sambil mendesah, aku makin terangsang mendengarnya. Kugenjot terus sambil kupilin-pilin putingnya. Pada akhirnya aku keluar juga. Kukeluarkan di dalam luabang kemaluannya. Pas kucabut kemaluanku ternyata ada darah yang mengalir dari liang kemaluannya. Wah, aku merenggut keperawanan seorang anak gadis.
“Ine.. sorry ya.. tapi enak kan. Besok-besok mau lagi kan..” tanyaku.

Dia masih sesenggukan, dia bilang kalo kemaluannya terasa sakit sekali. Aku bilang paling sakitnya cuma sehari setelah itu enak

Besok-besok dia aku kasih obat anti hamil dan aku bisa berhubungan dengan dia dengan bebas. Ternyata setelah setahunan aku bisa bebas berhubungan dengan dia, dia minta pulang ke kampung katanya dia dijodohi sama orangtuanya. Kuberikan uang yang lumayan banyak. Soalnya dia tidak balik lagi.

“Inget ya Ne.. kalo kamu lagi pingin begituan dateng aja ke sini lagi ya..”

Begitulah kisahku dan aku tetap suka sama cewek yang imut-imut. Kenapa ya? apa aku fedofil? Tapi sepertinya tidak deh, Soalnya yang kusuka itu harus punya payudara walaupun kecil. Jadi sepertinya aku bukan pedofil, Ok.Daftar SahabatQQ
SahabatQQ Agen Domino 99 Domino QQ dan Poker Online Aman dan Terpercaya




Sunday, April 28, 2019

Preman Kampungan Kena Batunya episode 1

Aku adalah seorang preman. Pembaca, mungkin anda kaget mendengarkan pengakuanku ini. Tapi, itulah kenyataannya. Kalau pengertian “preman” adalah orang bebas (freeman) maka aku memang benar-benar bebas, tidak terikat jam kerja kantor, tidak perlu takut dibentak-bentak bos dan hal-hal menyebalkan lainnya.

Kenapa ? ha anda pasti sudah bisa memperkirakan. Sebabnya adalah karena aku adalah seorang pengangguran. Salah satu dari ribuan pengangguran di ibu kota tercinta kita. Ini bermula setelah aku lulus SLTA di kampungku dua tahun yang lalu, aku berkelana ke Jakarta dengan segudang harapan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Tetapi, seperti sudah menjadi cerita klasik di Jakarta, semua angan-anganku itu terempas habis. Setelah berpuluh-puluh kantor kudatangi dan kuajukan lamaran, ternyata tidak ada satupun yang menanggapi. Ijazah SMA yang begitu dibanggakan di kampungku, di Jakarta ternyata tidak ada harganya sama sekali
Setelah lelah dan hampir putus asa, akhirnya aku mendapat pekerjaan juga. Bukan pekerjaan kantor, tetapi menjadi supir tembak mobil angkutan kota (angkot ) di salah satu jalur di Jakarta selatan. Supir sebenarnya adalah temanku satu kampung di Pulau kami, dan karena kebaikan hatinya ia mau membagi kesempatan mengemudi angkotnya dan berbagi pendapatan denganku.

Lumayanlah, dapat juga sedikit uang untuk menyambung hidup di Jakarta. Tetapi bagaimanapun, hidup ini tetap berat. Trayek angkot yang kupegang ini bukanlah trayek gemuk, sehingga kesempatanku untuk menjadi supir tembakpun tidak terlalu banyak.

Akhirnya aku lebih sering nongkrong di terminal di mana angkot trayekku bersarang, duduk mencangkung sambil memikirkan nasibku yang kuanggap super sial ini. Dan Rudi, si pengemudi angkot temanku itu juga sering duduk mencangkung menemaniku karena begitu sepinya penumpang.

Pada waktu duduk mencangkung berdua seperti itu, tidak jarang pembicaraan kami melantur ke mana-mana. Bagaimanapun kami masih muda (25 tahun) sehingga pembicaraan mengenai seks bukan hal yang aneh.

Apalagi dengan suasana yang menekan seperti ini, obrolan jorok merupakan cara yang paling bagus untuk melupakan kesumpekan. Berbagai topik mengenai seks sudah kami bicarakan, tetapi semuanya yah cuman omong doang.
Kami tidak pernah bisa merealisasikannya. Kami belum punya pacar, karena kami takut kalau pacaran pasti perlu dukungan duit yang cukup. Ke pelacuran, sama saja. Dari mana kita dapat duit untuk membayar perempuan macam begitu.

Serba susah. Untuk makanpun sudah susah, apalagi untuk hal-hal lain. Jadi, di sinilah kami. Duduk mencangkung sambil merokok (itu satu-satunya kenikmatan yang mati-matian kami usahakan untuk mendapatkannya). Di depan kami berlalu lalang ratusan calon penumpang, semuanya sibuk dengan pikiran dan permasalahannya sendiri.

Tidak jarang kami melihat calon penumpang yang cantik, dengan tubuh bahenol melintas. Biasanya kalau sudah lewat yang macam itu pembicaraan kami pasti mulai berkembang ke arah yang serba jorok. Mulai saling terka apakah cewek itu masih perawan atau tidak, berapa ukuran branya, sampai kira-kira posisi bersetubuh yang paling enak dilakukan bersamanya.

Setiap hari berbicara seperti itu, pikiran kami semakin pusing saja. Keinginan untuk berhubungan dengan perempuan, benar-benar mendesak untuk dipenuhi. Tapi apa daya ? benci betul aku dengan segala ketidak berdayaanku ini.

Sampai akhirnya,si Rudi temanku mengeluarkan ideenya yang gila untuk memenuhi impian kami berdua mengenai perempuan. Ideenya benar-benar gila sehingga aku terhenyak mendengarnya. “Sin, kita perkosa cewek saja ya” katanya tiba-tiba, di tengah acara nongkrong kita ( o ya, namaku Tosin. Aku lupa memperkenalkan diri sejak tadi).

Aku menengoknya dengan pandangan kaget :”elu ngaco ah” kataku :” cari perkara saja. Kalau mau bergurau cari cara yang lain saja deh.”
Tapi si Rudi menggeleng. Tidak seperti biasanya, ia kelihatannya serius sekali :” bener Sin, aku nggak bergurau. Kita cari cara memerkosa yang paling aman, pokoknya kita puas dan risikonya sekecil mungkin.”

Lalu ia mulai menceritakan rencananya. Setiap hari, kira-kira pukul 22.00 malam angkotnya selalu dinaiki seorang gadis yang “tubuhnya aduhai sekaliii..” (ini menurut kalimatnya si Rudi lho ). Dia rupanya mahasiswi atau siswi kursus apalah tidak jelas, tetapi ia selalu pulang malam sendirian dengan angkot si Rudi.

Ia selalu berhenti di perempatan di tengah perjalanan angkot kami, sehingga Rudi juga tidak tahu di mana rumahnya. Kelihatannya ia meneruskan perjalanan dengan menumpang angkot lain lagi yang menuju rumahnya.

“Jadi, serba rahasia” kata si rudi, mulai bersemangat :’ maksudku, kita bekap dia di depan lapangan bola, lalu kita mainin di bedengnya si Meeng. Kalau sudah selesai kita tutup matanya, kita putar-putar dan kita buang di tengah jalan.”

Si meeng adalah kuli bangunan teman kami, yang tinggal di bedeng di pinggir lapangan bola. Sekarang bedengnya memang lagi kosong karena Meeng lagi pulang kampung. Enak aja, pikirku :”emangnya dia tidak mengenal dan mengingat kamu ? kan dia tiap hari naik angkotmu, pasti dia lihat dan kenal kamu.

Selesai kita makan dia pasti lari lapor ke polisi ” Rudi menggaruk- garuk kepalanya. Benar juga, mungkin begitu pikirnya. Akhirnya dia kehilangan semangat untuk meneruskan membahas rencananya
Tetapi semua keadaan berubah seminggu kemudian. Di hari senin yang naas, angkot kita menabrak sebuah mobil Honda civic hitam sehingga bumper belakang mobil itu penyok ke dalam. Itu benar-benar kesalahan si Rudi, sehingga dia tidak bisa mengelak lagi ketika si pemilik mobil meminta pertanggung jawabannya untuk memperbaiki mobilnya di bengkel.

Saat kami di bengkel dan pemilik bengkel mengkalkulasi biaya perbaikannya, wajah Rudi pucat seketika. Satu juta rupiah!! aduh mak, dari mana kita mendapat duit sebanyak itu. Tetapi Rudi tidak bisa menolak.

KTP dan SIM-nya ditahan oleh pemilik mobil dan baru akan diberikan ketika mobilnya sudah selesai direparasi dan Rudi membereskan pembayarannya. Akhirnya, dengan segala daya upaya si Rudi dapat meminjam uang sebesar satu juta untuk membayar perbaikan itu.

Itupun dengan setengah mengemis (atau juga setengah mengancam) pada beberapa orang yang dikenalnya. Ia memasukkan uang yang sangat berharga itu pada amplop dan dengan hati-hati menyelipkan di kantong celananya.

Sore itu, kami nongkrong di tempat biasanya. Rudi mencangkung di sebelahku, matanya merah dan wajahnya kucel. Pasti pikirannya penuh dengan masalah bagaimana ia harus mengembalikan hutang yang (menurut ukuran kami) segunung itu. Berkali – kali ia menghela napas, menyedot rokok dengan keras dan menggaruk-garuk kepalanya.

Aku tidak berani memberi komentar sama sekali, takut kalau salah ngomong dia akan semakin ruwet pikirannya. Akhirnya setelah hampir satu jam saling berdiam diri, Rudi berdeham dan berkata serak :” Sin, aku mau pulang saja ke kampung. Nggak kuat aku di Jakarta” lalu ia menceritakan rencananya dengan cepat.

Dia mau lari saja besok langsung ke Pulau kami, tidak bilang pada siapa-siapa. Tentunya setelah masalah pembayaran ke bengkel beres dan dia telah mendapatkan lagi SIM dan KTPnya. Masalah bayar utang, sebodo amat.
Dia akan membayarnya kapan-kapan saja dari kampung kalau sudah punya duit. Tapi dia ingin membalas dendam pada kota yang kejam ini, ”kota ini sudah menodai kita, Sin” katanya”, sebelum aku pergi, aku mau menodai salah satu warganya. Biar tahu rasa.”

Lalu dengan nada emosi ia mengutarakan rencananya untuk memperkosa si cewek bahenol penumpang angkotnya, seperti rencananya dahulu. Toh tidak perlu takut lagi dikenal, karena dia akan lari pulang besok.

Masalah aku ? terserah saja. Kalau aku mau ikut hayo….kalau nggak, ya terserah. Begitulah katanya. Setelah menimbang-nimbang untung ruginya, aku sepakat untuk ikut. Aku memutuskan untuk ikut pulang saja ke kampung, percuma hidup di Jakarta
Aku toh tidak punya gantungan apa-apa di jakarta ini, jadi bebas saja. Jadi, kalau bisa merasakan tubuh gadis Jakarta sebelum angkat kaki, apa salahnya…. Nah, begitulah awal mulanya. Setelah sepakat bulat, malam harinya aku ikut Rudi nongkrong di angkotnya (biasanya aku tidak pernah ikut narik malam hari).

Pukul sembilan tiga puluh malam, terminal sudah sepi dan udara sangat dingin karena hujan rintik-rintik. Hampir tidak ada penumpang yang datang, hanya beberapa pedagang rokok yang duduk meringkuk di bedengnya.

Aku hampir putus asa menungu kehadiran bidadarinya si Rudi, sampai akhirnya…. “Itu dia..” bisik Rudi bersemangat. Aku menengok ke arah yang ditunjuknya, dan aku terbelalak. Di bawah terang lampu mercury aku melihat seorang gadis berjalan santai, memakai celana jeans selutut dan kaos putih, ditutupi jaket parasut hijau.

Rambutnya sebahu, wajahnya cakep betul (sepertinya indo). Tapi yang paling membelalakkanku adalah tubuhnya. Untuk ukuran gadis Indonesia, dia sangat tinggi (mungkin hampir 172 cm). Tubuhnya sangat atletis, bahkan agak cenderung kekar.Aku hampir pasti dia seorang atlit. Cara berjalannya juga seperti berderap, cepat dan tegas.

Mulutnya bergerak-gerak terus, sepertinya sedang mengunyah permen karet. Dengan cepat ia naik ke angkotku, memilih duduk di depan di sebelah si Rudi. Tepat sekali seperti rencana, pikirku. Aku duduk di belakang, dan karena antara bagian depan dan belakang angkot ini tidak ada kaca pembatas maka aku dapat melihat calon korban kami dengan lebih jelas lagi.

Memang dia cantik betul, tetapi….ada sesuatu yang menggelisahkanku. Entah apa. Tetapi aku punya perasaan bahwa sesuatu yang tidak beres akan terjadi. “Selamat malam No..on…” kata Rudi dengan gaya disopan-sopankan.
Sok yakin kalau si cewek ini mengenalnya. Aku duduk meringkuk di bangku belakang, tepat di belakang Rudi. Aku memakai topi yang kusungkupkan ke wajahku. Bagaimanapun juga, aku masih kuatir kalau korbanku ini mengenaliku nanti.

Di balik jaketku aku menyimpan sebilah belati. “Selamat malam” sahut si cewek. Aduh mak, suaranya juga agak berat, hampir seperti suaranya penyanyi January Christy itu lho. Tetapi malah suaranya itu semakin menambah keseksiannya.

Aku merasa nafsuku mulai naik. Yah, maklumlah, dua tahun di Jakarta tidak pernah berhubungan dengan cewek, hanya berani mengkhayal dan onani tiap hari…. Si Rudi segera menstarter angkotnya dan mobil tua itu mulai bergerak maju.

ini berbeda dengan biasanya ( Rudi biasanya paling anti menjalankan angkotnya sebelum penumpang penuh). Mobil kami bergerak ke luar terminal, berbelok ke kiri dan melaju di jalan raya. Rupanya si cewek merasakan juga perubahan ini :”lho, kok masih kosong sudah jalan, bang?” katanya,.

Suaranya yang berat dan seksi tersebut cukup ramah terdengar. Nafsuku semakin naik. “Iya non, soalnya sudah malam, sekalian pulang. Saya sudah ngantuk” kata Rudi dengan sopan. Mobil tua ini melaju terus, melewati masjid raya, supermarket HERO yang sudah tutup, dan tiba-tiba dengan cepat berbelok ke jalan kecil di kiri.
Ini bukan jalur trayek kami, jalan di kanan kiri kosong dan sangat gelap. Kami melewati lapangan bola yang sudah kami rencanakan sebagai tempat pelaksanaan rencana kami. Di kejauhan terlihat samar-samar gubuk si Meeng yang terletak di sudut lapangan bola, dikelilingi tanaman bambu. Si cewek kelihatan kaget :”lo, bang, kemana kita? Ini kan bukan jalan biasanya?” ia melihat ke kanan kiri yang sangat gelap.

Dari suaranya terasa keheranan dan kebingungan yang merebak. Rudi menukas, kini dengan suara dingin :” tenang aja non, pokoknya non nggak usah ngelawan. Kita nggak ingin menyakiti non kok” Rudi terkekeh :’malah kita akan memberi non kenikmatan. Percaya deh”. Aku yang duduk di belakang segera bertindak cepat.

Tanganku mengambil pisau di balik jaketku dan menodongkan ke lehernya yang jenjang dan putih :” betul non” kataku :”ikuti saja kami, pokoknya nikmat dan puas. Sekarang non turun dari mobil ini . Cepat !”. Dengan tetap kebingungan, si cantik itu turun dari angkot dan segera kami ikuti. Rudi dengan cepat memegang tangan kirinya dan aku memegang tangan kanannya.

Dengan dibimbing oleh kami berdua dan dengan pisau yang tetap mengarah ke lehernya, si cewek itu kami gelandang ke gubuk si Meeng di pinggr lapangan bola. Gubuk itu gelap sekali dan kotor. Setelah kami masuk, Rudi menyalakan lampu minyak di dinding dengan korek apinya.
Terlihat di depan kami ada kasur yang digeletakkan di lantai, sebuah meja reyot dan kursi yang sama reyotnya. Di sepanjang dinding tergantung alat-alat kerja si Meeng, antar lain palu, gergaji dan segulung tali kasar dari sabut kelapa.

Bau apak dan pengap menyergap ke dalam hidung kami. Dengan pura-pura kasar kami mendudukkan si cewek di kursi. Kami berdua berdiri di sebelahnya, agak canggung juga dengan apa yang akan kami lakukan.

Aku tetap menodongkan pisauku ke lehernya. Si cewek tampak memandang kami, anehnya matanya lebih menampakkan kebingungan daripada ketakutan, ” kalian…., apa yang kalian inginkan?” tanyanya sambil menatap kami berganti-ganti, “kalau mau uang, gih ambil saja di tas saya ini. Ambil aja semua……saya nggak apa-apa kok”.

Ia menunjuk tas tangan merk versace yang sekarang terletak di meja. Si Rudi berdeham,dan mengeluarkan suara yang dibuat seperti mengancam, ” he…., kamu kira kita ini perampok kampungan apa begitu ? kita nggak perlu duitmu, tahu? Kita pingin ngerasain tubuhmu yang bahenol ini.

Kita akan sedot seluruh kenikmatanmu, tahu ? jangan ngelawan !!” sambil nyerocos begitu si Rudi meluncurkan tangannya ke dada si cewek dan meremas buah dadanya dengan kasar. Aneh, si cewek sama sekali tidak menghindar.

Dia diam saja ketika si Rudi meremas-remas buah dadanya yang kelihatan cukup besar. Matanya tetap memandang kami berganti-ganti. “Jadi….. jadi……kalian ingin memperkosaku ? begitu ? “ walah, to the point banget pertanyaannya.
Tapi anehnya tidak ada kesan takut di wajahnya. Malah sekilas kulihat bibirnya menyungging senyum. Rudi juga tampak kebingungan melihat respons si cewek ini, sehingga ia harus berdeham dahulu sebelum menjawab :” eh…..kamu jangan norak gitu.

Kalau kamu mau sama mau, kan namanya bukan diperkosa ? pokoknya kamu nurut saja, nanti tidak ada yang disakiti. Ngerti ?” Rudi membentak. Tetapi dari nada suaranya jelas bahwa bentakannya itu cuma dibuat-buat, untuk menutupi kebingungannya.

Tetapi respons si cewek benar-benar mengagetkan kami. Tiba-tiba ia tertawa terkikik dan berkata ceria :” waah….. asyiikk…”. Kami berdua melongo mendengarnya. Lha, ini ada cewek mau diperkosa kok malah bilang asyik!.

Belum hilang keheranan kami, tiba-tiba tanpa diduga si cewek itu menjulurkan tangannya dengan sangat cepat dan menepis pisau yang ada di tanganku. Aku dengan reflek berusaha menghidar, namun terlambat. Tangannya yang halus dan mulus itu mencengkeram pergelanganku, dan dengan kekuatan yang sangat luar biasa meremasnya.

Rasa nyeri dan ngilu luar biasa menyerang pergelanganku. Aku berteriak dan menjatuhkan pisau di tanganku. Belum lagi pisau itu jatuh di lantai, si cewek dengan sigap menangkapnya dengan tangan kanannya. Rudi melongo dan terperangah melihat kejadian yang tidak diduga-duga ini.
Dan sebelum dia sadar, si cewek melompat dan menendang perut Rudi sedemikian kerasnya sehingga aku mendengar suara tersedak seperti orang mau muntah. Rudi terpelanting dan terbanting menabrak tembok papan di belakangnya. Sebuah ember yang digantung di papan persis di atas kepalanya jatuh dan menghantam kepalanya
Ia jatuh terduduk dan tampak sangat pusing dan kesakitan. Si cewek kuntilanak itu terus beraksi. Ia memelintir lenganku yang masih dipegangnya, sehingga aku berteriak kesakitan. Didorongnya tubuhku sedemikian kerasnya sehingga aku jatuh berdebam ke depan. Mulutku nyungsep di lantai tanah, rasanya sakit sekali.

Cewek itu terkikik-kikik (benar-benar mirip kuntilanak) dan kini ia bergerak ke dinding. Diambilnya gulungan tali sabut kelapa di dinding (biasanya dipakai si Meeng untuk tali pagar), dan dengan gerakan kilat mengikat tangan kami di belakang punggung. Aduh, kami sekarang betul-betul jadi tawanan. Si cewek itu sekarang berdiri di depan kami yang duduk menggelosor di lantai,tubuhnya yang bongsor menjulang tinggi.

Ia menendang kami dengan mata liar, ” he, denger nih kalian berdua” katanya, ” kalo elu pikir bisa memperkosa gua, lo cuman ngimpi doang. Sebaliknya, gua sekarang yang akan perkosa elo” dia terkikik-kikik :” gua sudah lama berfantasi memperkosa dua cowok, nggak pernah kesampaian. Eh, sekarang ada yang menawarkan diri.

Ini namanya pucuk dicinta ulam tiba. Kita mulai yok” katanya. Dan dengan gerakan sangat cepat ia membuka celana dan jaketnya. Sewaktu dia membuka jaket parasutnya, kulihat terdapat tulisan di punggung kaos t shirtnya. Dengan terkejut aku membaca :” PERGURUAN BELA DIRI …..” (aku sensor, nanti ada yang tersinggung ).

Namun yang sangat mengerikan adalah tulisan di bawahnya ”PELATIH”. Aduh mak, ternyata kita mau memperkosa pelatih silat ! dasar si Rudi brengsek, mau perkosa cewek saja tidak milih-milih dahulu. Habislah sudah kita, pikirku.

Dasar kita orang malang, orang celaka, orang………. “Bangun !” bentak si cewek, membuyarkan lamunanku. Ketika aku menengoknya, astaga, dia sudah telanjang bulat di depan kami. Tubuhnya benar-benar bagus, kulitnya mulus, buah dadanya yang besar tegak menantang meskipun tanpa disangga bra.
Perutnya benar-benar ramping tanpa lemak, dan pahanya yang putih mulus tegak panjang seperti kaki belalang. Dan pandanganku segera mengarah ke selangkangannya : tampak segunduk kecil bulu kemaluan berwarna kehitaman, hanya sedikit saja di atas bibir kemaluannya. Bagian lain kemaluannya bersih tanpa bulu, berwarna kemerahan dan sangat mulus. Aduh, dalam keadaan biasa aku pasti sudah konak setengah mati.

Tetapi dalam kondisi sekarang, rasanya sulit untuk sekedar membangkitkan nafsu. Apalagi di tangan si kuntilanak itu masih tergenggam pisauku yang terhunus. Rudi seperti dicocok hidungnya menuruti perintah si dewi kuntilanak itu. Dengan susah payah ia mengangkat badannya sehingga kini ia dalam posisi duduk menggelosor di lantai.

Wajahnya penuh ketakutan menunggu apa yang akan terjadi. Cewek itu tertawa terkikik kikik melihat ekspressi Rudi, yang bercampur antara memelas dan takut. Tangannya mengelus-elus rambut Rudi yang ikal :” jangan takut sayaaang…….aku Cuma mau kamu menghisap kenikmatanku kok” katanya, menirukan ancaman kami tadi.

Tiba – tiba ia menarik rambut Rudi ke belakang sehingga wajahnya mendongak :” sekarang, kalau kamu mau menghisap kenikmatanku, nih….hisaplah”. Ia bergerak ke depan, ke kepala Rudi. Tangan yang satu tetap menarik kepala Rudi ke belakang, sedang tangan lainnya meraba ke kemaluannya yang kini hanya beberapa senti saja di depan wajah Rudi.

Jemarinya yang lentik dan mulus dengan lembut membelai-belai bulu kemaluannya yang tidak begitu lebat itu, dan akhirnya jari tengah dan telunjuknya membuka bibir kemaluannya lebar-lebar. Aku dapat melihat bagian dalam kemaluannya yang sangat merangsang, berwarna merah muda dan tampak basah. Ia merendahkan badannya sehingga kini kemaluan itu benar-benar menempel di mulut Rudi.

Kulihat mata temanku membelalak, napasnya megap-megap karena sulit menarik udara bebas. Hidungnya tersumbat oleh kemaluan cewek ganas itu. “ Ayoo, monyong, cepetan keluarkan lidahmu” kata si cewek memerintah.
Napasnya juga kedengaran memburu, tampaknya ia sangat terangsang. Kulihat Rudi menuruti perintahnya, menjulurkan lidahnya panjang-panjang dan mulai menyapukannya ke bibir dan bagian dalam kemaluan si cewek itu. Pemandangan selanjutnya sungguh menakjubkan (sekali lagi, dalam situasi lain aku pasti sudah sangat terangsang ).

Si cewek menggerak-gerakkan pinggulnya ke depan dan ke belakang, sehingga kemaluannya bergesekan lebih keras dengan lidah Rudi. Mulutnya mendesis – desis menahan kenikmatan, ” ooh….hebat kamu.

Terus, jilatiin….masukin lidahmu ke dalam lobangku”. Rudi tampaknya menurut, ia menegangkan lidahnya dan mengarahkan ke lobang kemaluan si cewek. Kini gerakan si kuntilanak berubah, tidak maju mundur lagi tetapi ke atas dan ke bawah. Aku melihat lidah Rudi keluar masuk lobang kemaluannya, yang semakin lama tampak semakin basah, “aaah…. enak, enak,…. lidahmu enak.

Ayo terus”, desah si cewek tidak terkontrol lagi. Tangannya yang memegang kepala Rudi tampak bergetar, dan akhirnya pisau yang digenggamnya jatuh berdenting ke lantai. Kesempatan bagus, pikirku. Aku mulai bergerak ke arah pisau itu, tetapi langsung berhenti karena si cewek memandangku dengan pandangan penuh ancaman.

Tanpa menghentikan goyangannya, ia mendesis padaku :” awas, jangan coba yang aneh-aneh. Gua akan gorok leher lo kalau berani-berani ambil itu pisau “. Mendengar ancaman itu langsung nyaliku ciut dan kuurungkan niatku.

Tampaknya si cewek sudah puas dilayani oleh lidah Rudi. Ia mengangkat pinggulnya dan berhenti sejenak dengan napas tersengal-sengal, ”Huaaduuh… enak sekali. Tetapi aku belum keluar nih. Kamu harus bikin aku keluar yah.” Dan dengan berakhirnya perkataan itu, sekali lagi ia merendahkan tubuhnya dan menempelkan kemaluannya ke mulut Rudi.
Kali ini benar-benar menempel, tidak ada ruang sedikitpun untuk bernapas bagi si Rudi. Si cewek menggerakkan pinggulnya ke depan dan kebelakang dengan cepat dan liar, ”sekarang hisap. Ayo hisap!” perintahnya pada si Rudi.

Temanku yang malang itu tidak bisa mengelak lagi, disedotnya kemaluan si cewek begitu rupa sehingga kulihat pipinya cekung ke dalam :” aaghh….hisap terus. Monyet, mulutmu enak sekali “ si cewek benar-benar kehilangan kontrol, seluruh tubuhnya yang telanjang bergoyang-goyang dan bergetar, merasakan rangsangan yang sangat hebat di kemaluannya.

Akhirnya, tak lama kemudian, ia mengejan dan mengeluarkan teriakan yang (benar-benar) keras. Mulutnya mendongak ke atas :” aaaww….. aku keluaar….. auuu…” aduh, kalau saja gubuk si Meeng ini tidak begitu jauh dari rumah penduduk, pasti suara teriakan itu akan terdengar. Tapi namanya juga gubuk di tengah lapangan bola, sudah hampir tengah malam lagi, pasti tidak ada yang mendengar.

Aku melihat si cewek sekarang berdiri tegak ( aduh, siapa sih namanya? Penasaran betul aku untuk mengetahuinya ). Wajahnya merah, napasnya terengah-engah. Buah dadanya yang tegak menantang tampak semakin tegak, kedua putingnya yang berwarna coklat kemerahan tampak tegang karena terangsang.

Kedua tangannya mengelus-elus kemaluannya, yang kini tampak sangat basah, belepotan dengan air maninya yang menetes-netes ke bawah. Aduh mak, belum pernah aku melihat wanita orgasme dengan cairan sebanyak itu ! aku melihat wajah si Rudi, yang tetap mendongak ke atas. Astaga, wajahnya (bukan Cuma mulutnya lho) benar-benar belepotan dengan cairan orgasme si cewek
Ekspresi wajahnya sungguh tidak bisa ditebak, antara bingung, takut, tetapi (tampaknya) juga sangat terangsang. Matanya nanar dan terus memandang kemaluan si cewek yang sekarang agak jauh dari wajahnya. Ia tampaknya juga mendambakan sesuatu yang lebih dari barang indah yang baru saja dikulumnya tadi itu.

Friday, April 26, 2019

Fakultas Seks

Tahun keduaku di BEM akan segera berakhir. Kinerjaku dan Icha di BEM semakin meningkat. Karena kinerja kami, ketua BEM tiba-tiba menyuruhku dan Icha untuk maju menjadi calon ketua BEM fakultasku. Menurutnya, aku dan Icha memiliki potensi yang besar untuk membuat BEM yang lebih baik.

SahabatQQ Agen Domino 99 Domino QQ dan Poker Online Aman dan Terpercaya

Aku menerima tawaran ketua BEM ku namun aku tidak mengizinkan Icha untuk maju dan Icha menurutinya. Aku pun mendaftarkan diri untuk maju sebagai calon ketua di pemilihan raya kampusku. Saat aku merasa akan menjadi calon tunggal, tiba-tiba seorang akhwat kampus muncul sebagai calon lawanku. Akhwat itu bernama Wulan, dia teman seangkatanku namun jarang ketemu karena tidak sekelas.

Di tahun lalu, dia di organisasi kerohanian sebagai penanggung jawab divisi kemuslimahan. Parasnya cantik dan mirip dengan seorang penyanyi bernama Fatin Shidqia Lubis. Badannya tidak terlalu tinggi namun proporsional. Setiap hari dia selalu mengenakan jilbab lebar yang menutupi dadanya. Namun, dia mengenakan rok panjang yang agak ketat sehingga pantat semoknya sedikit tercetak dibalik rok itu
Saat jelang debat calon ketua, aku ingin mengundang Wulan untuk makan bareng di kantin. Tetapi Wulan menolak ajakanku dengan alasan menghindari isu yang tidak-tidak. Selain itu, Wulan sering menegurku jika sedang berduaan dengan Icha di kampus dan juga sering memarahi Eka dan Fitri jika sedang dekat denganku. Aku yang terus ditegur olehnya jadi penasaran ingin menjadikan Wulan sebagai koleksi tambahanku. Kemudian, aku menyusun rencana untuk mendapatkan tubuh Wulan tentunya dengan bantuan Eka dan Fitri.

Tiga hari jelang debat calon ketua, aku bersama Eka dan Fitri menjalankan rencana untuk menculik Wulan dan menikmati tubuh indahnya yang selalu tertutup itu. “Lan, kamu abis ngampus ada acara ga ? makan yuk.” Eka mengajak Wulan untuk makan di salah satu restoran dekat kampusku. “Eh Eka, gaada acara apa-apa sih. Cuma nyiapin materi buat debat nanti.

Sama siapa aja makannya ? kalo sama cowok itu aku gamau ikut.” ujar Wulan. “Bertiga sama Fitri lan. hemm… kamu kenapa sih gamau ada cowok samsek kalo ada acara apa-apa ? lagian dia kan satu-satunya cowok di kampus gabakal macem-macem lah.” ujar Eka. “Eka saudariku… apapun itu kita gaboleh sering berdekatan sama laki-laki bukan muhrim walaupun dia teman kita apalagi kalo cuma berdua. Maaf ya Eka, tapi itu prinsipku.” Wulan menasihati Eka. “Iyaa bu Ulan.

Yaudah kita berangkat kuy. Fitri udah nungguin tuh.” Eka dan Wulan menuju ke lobby depan untuk menyusul Fitri yang sedang sibuk dengan hp nya. “Loh, kita mau naik apaan kesana ? kalian ga bawa motor ?” tanya Wulan. “Kita naik Grib Car. Aku udah mesen nih lagi nungguin.” Balas Fitri. Setelah menunggu 15 menit, mobil pesanan mereka datang. Mereka bertiga naik kedalam mobil yang sebenarnya adalah salah satu tiruanku yang menyamar sebagai sopir.
Eka duduk di depan, sementara Fitri duduk ditengah dengan Wulan. Mobil itu dibawa berputar-putar selama 15 menit dan Wulan mulai gelisah dan mencurigai supir itu. “Fit, kok kita daritadi muter-muter aja sih di jalan ini ? jangan-jangan kita mau dic…. Mmmhhh.” belum selesai berucap, mulut Wulan langsung disekap oleh Fitri menggunakan kain yang direndam dengan obat bius. Wulan berusaha meronta namun efek obat itu cepat sehingga dia akhirnya tertidur. “Oke, kita meluncur ke rumah tuan sekarang.” Eka mengarahkan sopir itu melaju ke rumahku.

Sesampainya di rumahku, Eka dan Fitri membopong tubuh Wulan ke ruang tamu. Kemudian mereka lucuti seluruh pakaian Wulan hingga tersisa jilbab krem dan kaus kaki sebetisnya. Setelah itu Wulan diikat di kursi yang sudah disediakan. Tak lupa mereka menyumpal mulut Wulan dengan ball-gag dan kain tebal. Aku yang makin bernafsu melihat tubuh polos dan mulus Wulan memutuskan ke dapur untuk menahan diri sambil makan malam dengan Icha sementara Eka dan Fitri menelanjangi diri mereka sambil menunggu Wulan bangun dari pingsannya.

Setelah Wulan sadar, dia terkejut ketika melihat seluruh tubuhnya sudah telanjang dan tangannya terikat di kursi. Wulan juga semakin terkejut ketika melihat Eka dan Fitri berdiri di hadapannya telanjang dan hanya menyisakan jilbab yang menempel di tubuh mereka. “mmmhhh….mmpppfffhh… mmmm…” Wulan berusaha berontak dan berteriak namun sumpalan di mulut dan ikatan di kursi sangat kuat sehingga tindakan Wulan tidak menghasilkan apa-apa. Setelah berusaha berteriak dan meronta, Wulan akhirnya menyerah dan air mata mengalir keluar di wajahnya.

Eka dan Fitri menghampiri Wulan untuk memberikan sedikit hiburan padanya. “Hai Wulan, kamu kenapa nangis ? sini kita hibur kamu.” Eka menyeka air mata Wulan lalu meraba payudara kanannya. Sementara Fitri meraba payudara kiri sambil menciumi tangan Wulan yang putih mulus. Wulan mulai merasakan sesuatu yang aneh namun dia masih berusaha untuk bertahan dari rangsangan mereka berdua.

Eka dan Fitri kemudian meremas halus payudara Wulan dan memainkan putingnya. “Enak kan Lan ? udah gausah ditahan..” , “Ayo Wulanku sayang, nikmatin aja.. gausah ditahan gitu..” bisik Eka dan Fitri sambil mengemut telinga Wulan yang masih terbungkus jilbab merahnya. Selama 10 menit, Eka dan Fitri terus memainkan payudara Wulan hingga badan Wulan mulai mengejang akan orgasme.
“Hhhhhmmmmhhh…. Mmmmhhhh… mmmmpppfffhh…” Wulan memejamkan mata sambil tubuhnya mengejang-ngejang menikmati orgasme pertamanya. Cairan vaginanya menyembur keluar membasahi paha Wulan dan lantai ruang tamu. Eka kemudian melepaskan sumpalan di mulut Wulan dan membuangnya. “Eka ! Fitri ! kenapa kalian melakukan ini ! aku salah apa sama kalian ??!!” ujar Wulan diiringi isak tangisnya. “Gaada kok Wulan sayang. Aku mau main sama tubuh kamu aja..” goda Fitri sambil mengelus perut Wulan yang rata.

“Uuuggghh…Fiitt… geli…” desah Wulan merasakan geli di perutnya. “Eh… baru dielus kok udah keenakan begitu. Nakal kamu ya..” Eka kemudian meraba-raba bibir vagina Wulan menggunakan jarinya. “Ekaa… kamu ngapain itu… uuuhhh…” Wulan kembali mulai terangsang akibat efek orgasmenya barusan. “Enak kan Lan ? hmm ?” goda Fitri sambil kembali memainkan payudara Wulan. “Oohhh… Fiittt… Ekaa… geliii… yyeesshhh… aaahhh…” Wulan meracau sambil menikmati permainan Fitri dan Eka.

Eka dan Fitri tersenyum melihat ekspresi keenakan Wulan. Setelah meraba vagina Wulan, Eka melepaskan jari di vagina Wulan lalu berjongkok dan mengarahkan wajahnya ke vagina Wulan lalu menjilat-jilat bibir dan bagian luarnya. “Ekaaa… geli…. Oohhh…” Wulan kembali mendesah ketika jilatan Eka menggerayangi vaginanya ditambah remasan lembut Fitri di payudaranya. Setelah 10 menit, Wulan kembali akan orgasme. “Ekaaa…. Wulan mau pipiss lagii…. Aaaakkhhh….” Wulan menghimpit kepala Eka menggunakan kedua paha mulusnya lalu tubuh Wulan kembali mendongak keatas menikmati orgasme keduanya.

Cairan vaginanya kembali menyembur membasahi wajah dan jilbab Eka. Wulan kemudian terduduk lemas kelelahan dan Fitri melepaskan rabaan di payudaranya lalu menghapiri Eka untuk menjilati wajahnya dari sisa cairan vagina Wulan hingga bersih. Aku yang mendengar teriakan dan desahan Wulan bangkit dari meja makan untuk menghampirinya. “Cha, kamu bawa koper hitam di kamarku ya..” aku suruh Icha mengambil koper berisi peralatan yang tentunya akan membuat permainanku dan Wulan semakin seru.
Setiba di ruang tamu, Wulan kembali terkejut ketika melihat kehadiranku. “Ken… apa maksud semua ini ? tolong lepasin aku… aku minta maaf kalo aku pernah salah sama kamu…” Wulan memohon padaku. “Apa lo bilang ? lo udah bikin gw dijauhin sama beberapa anak-anak ! Enak aja kalo ngomong !” bentakku sambil menampar pipi Wulan. “Aahh… iyaa… aku minta maaf… tolong lepasin aku.. huhu…” Wulan kembali memohon padaku sambil menangis.

“Kamu mau aku lepasin ? ada syaratnya..” ujarku sambil menghampiri Wulan. “Iyaa… aku turuti apapun yang kamu mau… kamu mau aku mundur jadi calon ketua pun aku siap… tolong lepasin aku…“ ujar Wulan. *plak* aku sabet perut Wulan menggunakan gesperku hingga merah kemudian Wulan kembali menangis. “Gw ga minta lo mundur dari pemilihan ketua. Gw mau lo jadi budak gw. Lo harus nurutin setiap panggilan gw dimanapun lo berada. Kalo lo menang pemilihan, gw harus jadi wakil lo dan kalo gw menang, lo harus mau jadi wakil gw.

Paham !” bentakku sambil mencubit pipinya. “Aahhh… sakiittt…” Wulan hanya merintih kesakitan akibat sabetanku. “Ayo ! apa jawaban lo ?!” aku menunggu jawaban Wulan atas tawaranku tapi Wulan diam saja sambil menunduk. Icha kemudian datang membawa koperku yang berisi beberapa peralatan seks. Aku keluarkan vibrator dari koper itu lalu kunyalakan dan kutempel di vagina Wulan.

“OOhhh… uuhhh… stooppp… aaahhh…” Wulan meracau lagi. “Kalau lo ga nurutin tawaran gw, gaakan gw lepas sampe lo mati terkencing-kencing.” Aku terus menempel vibrator itu. Setelah 5 menit, akhirnya Wulan menyerah dan mulai menerima tawaranku. “Aaahhh…. Iyaaa… aku.. bersedia… aku akan jadiin kamu wakil…. ooohhh… tolong… lepas benda itu… hyyaahhh…” desah Wulan.
“Lo juga harus jadi budak seks gw, jangan lupa !” aku tambah daya vibrator itu membuat Wulan semakin kelojotan. “Aaahhh… akuu… gamauuu… ooohhh… yesshhh… aaahhh.. Ken… please lepasin benda itu… uuuhh…” desahan Wulan semakin membuatku bernafsu. “Kalo lo tetep gamau, bakal gw tempelin ini sampe lo mokad.” ancamku. “aaahhh… iyaaahh.. baiiikk… wulan mau ngeseks sama Ken…. tolooonnngg… lepaaasss… Wulan mau pipiss lagiihh… aaahhh….” Aku lepaskan vibrator itu diiringi orgasme ketiga Wulan.

“Gitu dong sayang..” aku langsung buka kedua pahanya dan kuarahkan penisku ke vaginanya yang banjir oleh cairan vagina. “Ken… pelan-pelan yahh…” Wulan memohon padaku namun kubalas dengan tamparan pipi Wulan. “Lo mulai hari ini harus manggil gw tuan. Lo Cuma boleh manggil nama gw di kampus !” aku sodok-sodok penisku kedalam vaginanya yang sangat sempit. “Aaahhh… sakiiittt… Kee.. tuaann… pelan-pelan…” Wulan berteriak kesakitan. Setelah beberapa sodokan, penisku berhasil menjebol vagina perawannya.

“Aaaakkhhh….haaahhh…” Wulan berteriak sekeras-kerasnya. Kucabut penisku dan darah perawan Wulan menetes di lantai ruang tamu. Aku lepas ikatan Wulan di kursi lalu kubaringkan di lantai dan kutindih tubuh Wulan sambil kusodokkan lagi penisku ke dalam vaginanya yang baru saja kubobol. “AAakkhh… sakiittt tuaann…” Wulan kembali mengerang. Aku maju mundurkan penisku dengan cepat dan membuat Wulan mengerang-erang, “Aaahh… tuaaan…. Pelan-pelan…. Sakiittt… ooohhh… yeesshhh… perih tuan… uuhhh.” Selama 15 menit, kugenjot penisku dan Wulan kembali akan orgasme. “Aaahh… Wulan mau pipis tuaann… kyaaaahhhh….” Wulan melenting keatas sambil menikmati orgasmenya
Kurasakan vaginanya hangat karena cairan vagina yang dikeluarkannya. Kucabut penisku dari vaginanya lalu kubalikkan tubuh Wulan dan kusuruh dia menungging. Kusodokkan penisku ke vaginanya dari belakang sambil kuremas-remas payudaranya. “Ooouuuggghhh… yeesshhh… aaahhhh…” Wulan kembali mendesah menikmati sodokan penisku. Setelah 20 menit, penisku mulai merasakan akan meledak. “Wulaaannn… gw keluaarrr… ooohhhh yeeeaahhh…” aku semakin percepat genjotanku. “Jangan didalem… tuaaannn…. Aaahhhh…jangaaannn…” , “Yeeesshhhhhh…” , “Tuaaannn…..” aku peluk Wulan dengan erat sambil kusemburkan spermaku didalam vaginanya.

Aku remas-remas lembut payudaranya sambil mendengar lenguhan Wulan yang menikmati gerakan pendinginanku. Kucabut penisku dan sisa sperma yang tidak tertampung meleleh keluar dari vaginanya. “Tuaannn… Wulan takut hamil…” Wulan mulai khawatir karena melihat banyaknya sperma yang kukeluarkan di vaginanya. Aku hampiri Wulan lalu kukecup pipinya, “Wulanku sayang… gausah khawatir… selamat istirahat..” aku tinggalkan Wulan yang terbaring di lantai.

Eka dan Fitri kemudian membopong Wulan ke kamar mandi dan memandikannya. Sementara aku dan Icha berjalan ke kamarku lalu kami bersenggama dan kukeluarkan spermaku ke seluruh tubuh Icha. “Tuaaann… Icha mau sperma lagihh….” Goda Icha sambil mengemut sisa sperma di wajahnya. “Nakal kamu ya udah doyan sperma sekarang.” Aku cubit paha Icha dan kulihat dia hanya tersenyum sambil mengedipkan matanya. “Aku mau kebawah dulu.” Aku summon 3 tiruanku lalu menggang bang Icha. Aku turun ke lantai bawah untuk menemui Wulan. Sesampainya di lantai bawah, Wulan sudah kembali berpakaian dan kulihat jam menunjukkan pukul sebelas malam.
“Kamu mau pulang ?” tanyaku padanya. “Ii…iyaa Ken… maksudku tuan…” jawab Wulan terbata-bata. “Yasudah, karena besok kuliah kamu aku bolehin pulang.” Jawabku santai lalu kupeluk Wulan dan kukecup keningnya. “Sampai ketemu besok Wulan sayang…” ujarku. Wulan lalu pulang ke kosan nya diantar oleh Fitri. Sejak malam itu, aku dan Wulan menjadi akrab di kampus.

Setiap aku berpapasan dengannya, dia menunduk lalu tersenyum padaku. Di kampus, Wulan tetap akhwat biasa dan menjaga jarak denganku, namun jika sudah dirumahku Wulan berubah menjadi akhwat yang liar dan haus seks. Debat pemilihan ketua sudah berlangsung dan tiba saat pemilihan. Aku dan Wulan sudah tidak peduli siapa yang memenangi pemilihan itu karena kami akan tetap bersama di kepengurusan berikutnya.

Akhirnya aku memenangi pemilihan itu dengan selisih suara yang cukup jauh dari Wulan. Mungkin, fakultasku ingin memiliki sosok pemimpin laki-laki setelah puluhan tahun didominasi oleh ketua perempuan. Aku kemudian mengangkat pengurus intiku yaitu Wulan sebagai wakil, Icha sekretaris, Eka bendahara kemudian Fitri menjadi badan pengawas.

Aku juga mengangkat Puspa, Novi dan Nana sebagai kepala bidang. Kami pun merayakan kemenangan ini dengan pesta seks di rumahku sampai puas. “Ooohh… Eka keluar… aaahhh… yeesshhh…” , “Aaahhh… geli… terus… ooohhh..” desahan Eka dan Puspa meramaikan ruang tamu yang kujadikan tempat pesta. Eka, Fitri, Puspa, Novi dan Nana berjejer sambil menerima sodokkan penis tiruanku di vagina mereka. Sementara Wulan dan Icha bergantian menyepong penisku.
“Ah… gila… sepongan kalian enak banget…” aku menikmati setiap jilatan dan emutan yang dilakukan Wulan dan Icha terhadap penisku. Sudah setengah jam lebih penisku disepong oleh Wulan dan Icha. Sementara itu aku lihat lima gadis yang dikerubungi tiruanku sudah tertidur pulas sambil dibanjiri sperma disekujur tubuh mereka. “Wulaann… Ichaa… gw mau keluaarr…” aku pun akan mencapai orgasme. Wulan dan Icha mempercepan emutan dan kocokannya. *croottt* semburan spermaku membasahi wajah dan jilbab Wulan serta Icha. Aku naik ke kamar tidur dan meninggalkan mereka berdua.

Sementara itu, Wulan dan Icha saling menjilati wajah mereka yang berlumuran spermaku hingga bersih dan berciuman. Lalu mereka menyusulku ke kamar tidur dan berbaring di kiri dan kananku sambil tangan mereka kembali meraba-raba penisku yang masih tegang. Aku tersenyum melihat ekspresi mereka lalu tanganku mengobok vagina mereka berdua. “Ayo kita balapan. Yang keluar duluan harus traktir makan di kantin.” aku tantang Wulan dan Icha.

“Tuan pasti akan kami keluarin cepet…” goda Wulan manja lalu bersama Icha mengocok penisku dengan cepat. Aku pun tak mau kalah mengobok vagina mereka dengan cepat. “AAahhh…. Yeesss tuaaann…. Ooohhh…. Terus…” desahan mereka berdua menghiasi malam yang sunyi. Setelah 20 menit, Icha dan Wulan mengerang keras menikmati orgasme bersama mereka
Tubuh mereka melenting sambil menyemburkan cairan vagina yang membasahi sprei ranjangku. “Haha apa kubilang ? Kalian besok harus traktir makan di kantin.” Ujarku sambil mencubit kedua puting susu Wulan dan Icha. “Uhh… tuaannn…” Icha kemudian menyepong penisku dan Wulan mencium bibirku dengan ganas. Penisku yang sudah dikocok mereka berdua sebelumnya akhirnya akan meledakkan sperma.

“mmmhhh…” Wulan yang memahami maksud gumamanku melepaskan ciumannya dan membantu Icha mengocok penisku dengan cepat. Akhirnya spermaku meyembur keluar dan dilahap habis oleh Icha dan Wulan. Aku yang sudah lelah kemudian tertidur lalu Wulan dan Icha juga ikut tertidur sambil menyendarkan wajah mereka di penisku.Daftar SahabatQQ
SahabatQQ Agen Domino 99 Domino QQ dan Poker Online Aman dan Terpercaya

Selingkuh Ketika Istri Sedang Sakit

Kembali bertemu Nana (bukan nama sebenarnya). Ia kini sudah berkeluarga dan sejak menikah tinggal di Palembang. Untuk suatu urusan keluarga, ia bersama anaknya yang masih berusia 6 tahun pulang ke Yogya tanpa disertai suaminya. Nana masih seperti dulu, kulitnya yang putih, bibirnya yang merah merekah, rambutnya yang lebat tumbuh terjaga selalu di atas bahu.

SahabatQQ Agen Domino 99 Domino QQ dan Poker Online Aman dan Terpercaya


Meski rambutnya agak kemerahan namun karena kulitnya yang putih bersih, selalu saja menarikdipandang, apalagi kalau berada dalam pelukan dan dieluselus. Perjumpaan di Yogya ini mengingatkan peristiwa sepuluh tahun lalu ketika ia masih kuliah di sebuah perguruan tinggi ternama di Yogya. Selama kuliah, ia tinggal di rumah bude, kakak ibunya yang juga kakak ibuku. Rumahku dan rumah bude agak jauh dan waktu itu kami jarang ketemu Nana.

Aku mengenalnya sejak kanakkanak. Ia memang gadis yang lincah, terbuka dan tergolong berotak encer. Setahun setelah aku menikah, isteriku melahirkan anak kami yang pertama.

Hubungan kami rukun dan saling mencintai. Kami tinggal di rumah sendiri, agak di luar kota. Sewaktu melahirkan, isteriku mengalami pendarahan hebat dan harus dirawat di rumah sakit lebih lama ketimbang anak kami
Sungguh repot harus merawat bayi di rumah. Karena itu, ibu mertua, ibuku sendiri, tante (ibunya Nana) serta Nana dengan suka rela bergiliran membantu kerepotan kami.

Semua berlalu selamat sampai isteriku diperbolehkan pulang dan langsung bisa merawat dan menyusui anak kami.

Harihari berikutnya, Nana masih sering datang menengok anak kami yang katanya cantik dan lucu. Bahkan, heran kenapa, bayi kami sangat lekat dengan Nana.

Kalau sedang rewel, menangis, merontaronta kalau digendong Nana menjadi diam dan tertidur dalam pangkuan atau gendongan Nana.

Sepulang kuliah, kalau ada waktu, Nana selalu mampir dan membantu isteriku merawat si kecil. Lamalama Nana sering tinggal di rumah kami. Isteriku sangat senang atas bantuan Nana.

Tampaknya Nana tulus dan ikhlas membantu kami. Apalagi aku harus kerja sepenuh hari dan sering pulang malam. Bertambah besar, bayi kami berkurang nakalnya.

Nana mulai tidak banyak mampirke rumah. Isteriku juga semakin sehat dan bisa mengurus seluruh keperluannya. Namun suatu malam ketika aku masih asyik menyelesaikan pekerjaan di kantor, Nana tibatiba muncul.

Ada apa Na, malammalam begini.
Mas Danu, tinggal sendiri di kantor?

Ya, Dari mana kamu?
Sengaja kemari.
Nana mendekat ke arahku. Berdiri di samping kursi kerja. Nana terlihat mengenakan rok dan Tshirt warna kesukaannya, pink. Tercium olehku bau parfum khas remaja.

Ada apa, Nana?
Mas.. aku pengin seperti Mbak Tari.

Pengin? Pengin apanya? Nana tidak menjawab tetapi malah melangkah kakinya yang putih mulus hingga berdiri persis di depanku. Dalam sekejap ia sudah duduk di pangkuanku.

Nana, apaapaan kamu ini.. Tanpa menungguku selesai bicara, Nana sudah menyambarkan bibirnya di bibirku dan menyedotnya kuatkuat.

Bibir yang selama ini hanya dapat kupandangi dan bayangkan, kini benarbenar mendarat keras. Kulumanya penuh nafsu dan nafas halusnya menyeruak.

Lidahnya dipermainkan cepat dan menari lincah dalam rongga mulutku. Ia mencari lidahku dan menyedotnya kuatkuat. Aku berusaha melepaskannya namun sandaran kursi menghalangi
Lebih dari itu, terus terang ada rasa nikmat setelah berbulanbulan tidak berhubungan intim dengan isteriku. Nana merenggangkan pagutannya dan katanya, Mas, aku selalu ketagihan Mas.

Aku suka berhubungan dengan lakilaki, bahkan beberapa dosen telah kuajak beginian. Tidak bercumbu beberapa hari saja rasanya badan panas dingin. Aku belum pernah menemukan lakilaki yang pas.

Kuangkat tubuh Nana dan kududukkan di atas kertas yang masih berserakan di atas meja kerja. Aku bangkit dari duduk dan melangkah ke arah pintu ruang kerjaku. Aku mengunci dan menutup kelambu ruangan.

Na.. Kuakui, aku pun kelaparan. Sudah empat bulan tidak bercumbu dengan Tari.
Jadikan aku Mbak Tari, Mas. Ayo, kata Nana sambil turun dari meja dan menyongsong langkahku.

Ia memelukku kuatkuat sehingga dadanya yang empuk sepenuhnya menempel di dadaku. Terasa pula penisku yang telah mengeras berbenturan dengan perut bawah pusarnya yang lembut.

Nana merapatkan pula perutnya ke arah kemaluanku yang masih terbungkus celana tebal. Nana kembali menyambar leherku dengan kuluman bibirnnya yang merekah bak bibir artis terkenal.

Aliran listrik seakan menjalar ke seluruh tubuh. Aku semula ragu menyambut keliaran Nana. Namun ketika kenikmatan tibatiba menjalar ke seluruh tubuh, menjadi mubazir belaka melepas kesempatanini.

Kamu amat bergairah, Nana.. bisikku lirih di telinganya.
Hmm.. iya.. Sayang.. balasnya lirih sembari mendesah.

Aku sebenarnya menginginkan Mas sejak lama.. ukh.. serunya sembari menelan ludahnya.
Ayo, Mas.. teruskan..

Ya Sayang. Apa yang kamu inginkan dari Mas?

Semuanya, kata Nana sembari tangannya menjelajah dan mengelus batang kemaluanku. Bibirnya terus menyapu permukaan kulitku di leher, dada dan tengkuk.

Perlahan kusingkap TShirt yang dikenakannya. Kutarik perlahan ke arah atas dan serta merta tangan Nana telah diangkat tanda meminta TShirt langsung dibuka saja.

Kaos itu kulempar ke atas meja. Kedua jemariku langsung memeluknya kuatkuat hingga badan Nana lekat ke dadaku. Kedua bukitnya menempel kembali, terasa hangat dan lembut.

Jemariku mencari kancing BH yang terletak di punggungnya. Kulepas perlahan, talinya, kuturunkan melalui tangannya. BH itu akhirnya jatuh ke lantai dan kini ujung payudaranya menempel lekat ke arahku.

Aku melorot perlahan ke arah dadanya dan kujilati penuh gairah. Permukaan dan tepi putingnya terasa sedikit asin oleh keringat Nana, namun menambah nikmat aroma gadis muda.

Tangan Nana mengusapusap rambutku dan menggiring kepalaku agar mulutku segera menyedot putingnya. Sedot kuatkuat Mas, sedoott.. bisiknya.

Aku memenuhi permintaannya dan Nana tak kuasa menahan kedua kakinya. Ia seakan lemas dan menjatuhkan badan ke lantai berkarpet tebal. Ruang berAC itu terasa makin hangat.

Mas lepas.. katanya sambil telentang di lantai. Nana meminta aku melepas pakaian. Nana sendiri pun melepas rok dan celana dalamnya. Aku pun berbuat demikian namun masih kusisakan celana dalam.Nana melihat dengan pandangan mata sayu seperti tak sabar menunggu. Segera aku menyusulnya, tiduran di lantai. Kudekap tubuhnya dari arah samping sembari kugosokkan telapak tanganku ke arah putingnya.Nana melenguh sedikit kemudian sedikit memiringkan tubuhnya ke arahku. Sengaja ia segera mengarahkan putingnya ke mulutku
Mas sedot Mas.. teruskan, enak sekali Mas.. enak.. Kupenuhi permintaannya sembari kupijatpijat pantatnya.

Tanganku mulai nakal mencari selangkangan Nana. Rambutnya tidak terlalu tebal namun datarannya cukup mantap untuk mendaratkan pesawat cocorde milikku.

Kumainkan jemariku di sana dan Nana tampak sedikit tersentak. Ukh.. khmem.. hss.. terus.. terus, lenguhnya tak jelas.

Sementara sedotan di putingnya kugencarkan, jemari tanganku bagaikan memetik dawai gitar di pusat kenikmatannya.

Terasa jemari kanan tengahku telah mencapai gumpalan kecil daging di dinding atas depan vaginanya, ujungnya kurabaraba lembut berirama.

Lidahku memainkan puting sembari sesekali menyedot dan menghembusnya. Jemariku memilin klitoris Nana dengan teknik petik melodi.

Nana menggelinjanggelinjang, melenguhlenguh penuh nikmat. Mas.. Mas.. ampun.. terus, ampun.. terus ukhh.. Sebentar kemudian Nana lemas.

Namun itu tidak berlangsung lama karena Nana kembali bernafsu dan berbalik mengambil inisitif. Tangannya mencaricari arah kejantananku.

Kudekatkan agar gampang dijangkau, dengan serta merta Nana menarik celana dalamku. Bersamaan dengan itu melesat keluar pusaka kesayangan Tari.
Akibatnya, memukul ke arah wajah Nana. Uh.. Mas.. apaan ini, kata Nana kaget. Tanpa menunggu jawabanku, tangan Nana langsung meraihnya. Kedua telapak tangannya menggenggam dan mengelus penisku.

Mas.. ini asli?
Asli, 100 persen, jawabku.

Nana gelenggeleng kepala. Lalu lidahnya menyambar cepat ke arah permukaan penisku yang berdiameter 6 cm dan panjang 19 cm itu, sedikit agak bengkok ke kanan.

Di bagian samping kanan terlihat menonjol aliran otot keras. Bagian bawah kepalanya, masih tersisa sedikit kulit yang menggelambir.

Otot dan gelambiran kulit itulah yang membuat perempuan bertambah nikmat merasakan tusukan senjata andalanku.

Mas, belum pernah aku melihat penis sebesar dan sepanjang ini.
Sekarang kamu melihatnya, memegangnya dan menikmatinya.

Alangkah bahagianya MBak Tari
Makanya kamu pengin seperti dia, kan?

Nana langsung menarik penisku. Mas, aku ingin cepat menikmatinya. Masukkan, cepat masukkan.

Nana menelentangkan tubuhnya. Pahanya direntangkannya. Terlihat betapa mulus putih dan bersih.

Diantara bulu halus di selangkangannya, terlihat lubang vagina yang mungil. Aku telah berada di antara pahanya. Exocetku telah siap meluncur. Nana memandangiku penuh harap.

Cepat Mas, cepat..
Sabar Nana. Kamu harus benarbenar terangsang, Sayang..

Namun tampaknya Nana tak sabar. Belum pernah kulihat perempuan sekasar Nana. Dia tak ingin dicumbui dulu sebelum dirasuki penis pasangannya.

Cepat Mas.. ajaknya lagi. Kupenuhi permintaannya, kutempelkan ujung penisku di permukaan lubang vaginanya, kutekan perlahan tapi sungguh amat sulit masuk, kuangkat kembali namun Nana justru mendorongkan pantatku dengan kedua belah tangannya.

Pantatnya sendiri didorong ke arah atas. Tak terhindarkan, batang penisku bagai membentur dinding tebal. Namun Nana tampaknya ingin main kasar.

Aku pun, meski belum terangsang benar, kumasukkan penisku sekuat dan sekencangnya
Meski perlahan dapat memasukirongga vaginanya, namun terasa sangat sesak, seret, panas, perih dan sulit. Nana tidak gentar, malah menyongsongnya penuh gairah.

Jangan paksakan, Sayang.. pintaku.

Terus. Paksa, siksa aku. Siksa.. tusuk aku. Keras.. keras jangan takut Mas, terus.. Dan aku tak bisa menghindar.

Kulesakkan keras hingga separuh penisku telah masuk. Nana menjerit, Aouwww.. sedikit lagi..

Dan aku menekannya kuatkuat. Bersamaan dengan itu terasa ada yang mengalir dari dalam vagina Nana, meleleh keluar. Aku melirik, darah.. darah segar. Nana diam.

Nafasnya terengahengah. Matanya memejam. Aku menahan penisku tetap menancap. Tidak turun, tidak juga naik. Untuk mengurangi ketegangannya, kucari ujung puting Nana dengan mulutku.

Meski agak membungkuk, aku dapat mencapainya. Nana sedikit berkurang ketegangannya.

Beberapa saat kemudian ia memintaku memulai aktivitas. Kugerakkan penisku yang hanya separuh jalan, turun naik dan Nana mulai tampak menikmatinya.

Pergerakan konstan itu kupertahankan cukup lama. Makin lama tusukanku makin dalam.

Nana pasrah dan tidak sebuas tadi. Ia menikmati irama keluar masuk di liang kemaluannya yang mulai basah dan mengalirkan cairan pelicin.
Nana mulai bangkit gairahnya menggelinjang dan melenguh dan pada akhirnya menjerit lirih, Uuuhh.. Mas.. uhh.. enaakk.. enaakk.. Terus.. aduh.. ya ampun enaknya..

Nana melemas dan terkulai. Kucabut penisku yang masih keras, kubersihkan dengan bajuku. Aku duduk di samping Nana yang terkulai.

Nana, kenapa kamu?
Lemas, Mas. Kamu amat perkasa.

Kamu juga liar.

Nana memang sering berhubungan dengan lakilaki. Namun belum ada yang berhasil menembus keperawanannya karena selaput daranya amat tebal.

Namun perkiraanku, para lelaki akan takluk oleh garangnya Nana mengajak senggama tanpa pemanasan yang cukup. Gila memang anak itu, cepat panas
Sejak kejadian itu, Nana selalu ingin mengulanginya. Namun aku selalu menghindar. Hanya sekali peristiwa itu kami ulangi di sebuah hotel sepanjang hari.

Nana waktu itu kesetanan dan kuladeni kemauannya dengan segala gaya. Nana mengaku puas.

Setelah lulus, Nana menikah dan tinggal di Palembang. Sejak itu tidak ada kabarnya. Dan, ketika pulang ke Yogya bersama anaknya, aku berjumpa di rumah bude.
Mas Danu, mau nyoba lagi? bisiknya lirih.

Aku hanya mengangguk.
Masih gede juga? tanyanya menggoda.

Ya, tambah gede dong.
Dan malamnya, aku menyambangi di hotel tempatnya menginap. Pertarungan pun kembali terjadi dalam posisi samasama telah matang.

Mas Danu, Mbak Tari sudah bisa dipakai belum? tanyanya.
Belum, dokter melarangnya, kataku berbohong.

Dan, Nana pun malam itu mencoba melayaniku hingga kami samasama terpuaskan.Daftar SahabatQQ
SahabatQQ Agen Domino 99 Domino QQ dan Poker Online Aman dan Terpercaya

Thursday, April 25, 2019

Ku Setubuhi Anak Gadis Tetangga

Sejak pertama kali mengenalnya pada sore hari yang ketika sedang menuggu angkot di daerah Sleman. Saat itu sore yang sudah gelap gulita dan sudah mulai hujan. Saya persiapkan saja payung kecil lipat untuk berjaga-jaga saja. Karena saat di rumah saya lihat begitu gelap sekali. Saya melihat sesosok wanita yang sedang berlarian menerjang hujan dan secepatnya saya menghampirinya dengan payung yang saya pakai dan saat itu ,
SahabatQQ Agen Domino 99 Domino QQ dan Poker Online Aman dan Terpercaya



kami berpayung bersamaan. Saat kami berdua di bawah payung dengan guyuran hujan kami hanya terdiam membisu saja dan kami mencari tempat sejenak ke tempat teduh di ruko yang sudah tutup
Saat itu, si wanita itu bilang “ Terima kasih banyak ya, sudah mengantarkan saya ke tempat yang teduh.“ Iya sama-sama”
“wah kalo gak papasan dengan aku , kamu bisa basah kuyub tuh”?ucapku.

“oh , iya kamu memang mau kemana?” ucap saya.
” Mau ke Kaliurang” jawabnya.

Kemudian saat saya tanya namanya, saya dengar dia jawab kalo namanya Sarah. Akhirnya angkutan yang ditunggu Saarah datang. Lalu saya pun pulang ke rumah. Beberapa hari kemudian di tempat yang sama kembali saya bertemu dengannya.

“Halo …., kamu masih ingat saya gak?” Tanya saya .
“oh , iya Masih donk.
Oh iya kamu bawa payung lagi gak??” ucapnya.
“ Ah , kagak kok , kan hari ini cerah sekali “ jawab saya.
mau kemana lagi nih Sarah?”Tanya saya.
“ Hmmm..mau jalan –jalan saja nih ??” tutur nya.

Lalu saya ajak Sarah untuk makan Sate jaran ( kuda) Godean aja di seberang jalan.

“Buru-buru gak Sarah? Gimana kalo makan dulu yuk!” ajak saya.
” Oke, Boleh, tapi kamu yang traktir ya”. Tutur nya.
“Oh…Oke , Jangan kuatir kalo masalah itu”. Jawab saya.

Lalu kemudian kami segera masuk ke dalam warung tenda Sate kuda Godean. Segeralah saya memesan dua porsi. Namu tiba-tiba si Sarah menolaknya.
“ Lho kenapa gak makan “?? Tanya saya.

“Ak nggak usah, ak masih kenyang. Ak minum es jeruk saja ya “. jawab nya
” Oke , Ya sudah. Mas Satenya satu saja dan es jeruk nya dua,” dan saya pesan pada si abang tukang Sate Jaran.

Lalu kami pun duduk berhadapan yang di pisahkan oleh meja kecil yang memenjang. Saat saya makan dengan cepat dan kemudian mulai minum es jeruk yang telah saya pesan . Karena mejanya sedikit kecil lutut kami bisa saling bersenggolan . Lalu tiba-tiba Sarah menyentuhkan lututnya agak keras ke lutut saya.

” Duh …Kenapa Sarah ?” Tanya saya .
” Itu lhoo.. ada orang yang di belakang mu itu , dari tadi melototin ak terus”. Tutur nya.

” Ah…Biarin aja deh , cuekin aja deh Sarah..”jawab saya
Dan Tiba-tiba kedua lututnya kemudian menjepit salah satu kaki saya. Dan saya sedikit agak terkejut denga perlakuan Sarah.

“Hmmm….sekalian di Pijitin juga donk,” ucap saya.
“Ohh, kamu mau? Tapi Jangan di sini ya ” kata nya sambil mengedipkan mata sebelah.

“Bujuuuuk, apa yang akan terjadi setelah makan sate kuda ini ya ???

” OO….Jadi di mana?” Tanya saya lagi.
“Di Hotel saja” sahutnya berbisik.

Kemudian saya tatap dia, seolah-olah saya tak percaya dia ngajakin masuk ke hotel.

Lalu saya segera selesaikan makan, bayar dan keluar dari warung. Laki-laki yang dibilangnya tadi ngelihatin terus masih curi-curi pandang ke arah Sarah . Kemudian kami keluar dan mencari- cari hotel. Sambil mencari –cari hotel, sesaat saya bisikkan di telinganya

” Suka pakai kondom gak ?” Tanya saya.

“Terserah kamu saja deh ,” jawabnya.

Saya hampir tidak pernah pakai pengaman , apalagi nawarin teman kencan saya untuk pakai kondom dalam seksual. Hmmm,,,Entah kenapa, atau mungkin kasihan aja kepada Sarah makanya kutawarkan pakai kondom. Sambil mencari – cari saya coba melirik-lirik apotek atau toko obat, tapi nggak ada sampai kami sudash tiba di hotel yang kami inginkan
Begitu masuk kamar, saya ke kamar mandi sebentar dan mencuci kontol saya. Kemudian Sarah berbaring di atas ranjang. Saat saya keluar dari kamar mandi dan Sarah melihat saya. Sarah kemudian berdiri dan segera melepas bajunya sampai Sarah sudah bugil. Saya kemudian melepas pakaian saya dan berbaring di sampingnya di atas ranjang.

” oh iya Mas, Mas ini orang mana ?? ko dada nya ada bulu lebat banget?” tanyanya.
” saya orang Jawa asli Sleman,” jawab saya.
“Ada turunan Arab ya?” tanyanya lagi seperti tak percaya dengan jawaba saya

“oh iya , sekarang kamu kerja di mana sarah?” Tanya saya
” Sales Counter Mas”. Jawab nya.

Setelah bincang-bincang beberapa saat, saya tahu ternyata dia berasal dari Bawen, usia nya kisaran sedikit di bawah umur saya. Pada saat ini say dapat mengamati Sarah dengan lebih cermat. Tingginya yuang saya prediksi kisaran 160 cm, kulitnya kuning langsat, gak terlalu gemuk. Dengan Rambutnya lurus sepundak, matanya seksi dengan ukuran dadanya cukup mantab
” Kalo Nggak usah mandi dulu , gimana” ucap saya.
” Iya , Nggak usah deh , nanti aja. Nanti aja sekalian kalo dah selesai” kata Sarah.

“Oh ya, katanya tadi kamu mau pijitin saya,” kataku menggodanya sambil dengan posisi tubuh saya yang tengkurep.

Lalu Sarah mendekati dan tangan nya mulai memijiti bagian dari tubuh saya. Woow….keras juga pijitan tangannya. Sarah pun mulai memijit dari bagian kaki, paha, tangan, kepala dan arah punggung saya.

“Udahan ya ..dah lengkap semua nih, sekarang mana lagi yang mau dipijit?” tanyanya menantang.
“Lha yang Depan ini belum dipijit kok ,??” ucap saya.

Kemudian saya membalikkan badan dan Sarah segera menyosor saya dengan ciuman yang ganas dan Hot . Lalu saya pun membalas dengan tak kalah bringas. Wanita ini nafsunya besar juga nih anak. Bibirnya bergeser ke bawah dan sarah mencium dan menjilat bagian leher. Denagn nikmat nya saya menggelinjang ke asikkan .

Lalu desiran nafas kami mulai memburu. Sambil menciumi dan mengecup pada bagian dadaku, Sarah memeluk saya dengan erat. Saat saya lihat payudaranya yang kenyal dan padat di lengkapi dengan puting kecil yang berwarna merah muda menantang saya untuk segera meancabik –cabik nya. Payudara sebelah kanan saya sedot dan saya kulum, sementara sebelah kirinya saya remas dengan tangan kanan. Tangan kiri mengelius-ngelus wajaahnya dengan lembut dan mesra. Sarah mengerang dan merintih saat putingnya saya gigit kecil dan saya jilat-jilatin.

“MMh……….Ououououhh.. Mas.. Ouuhh.. Mas Jarot……..”
Payudaranya saya hajar dan kulum habis sampai semuanya masuk ke mulut. Sarah menjilati telinga saya. Saya pun jadi terangsang hebat. Kontol ku sudah mengeras siap untuk maju dalam peperangan yang haus akan seks.

Sarah melepaskan diri dari pelukan dan kini Sarah menjilati dan menciumi tubuh saya. Dari leher bibirnya kemudian menyusuri dada, dan sekali lagi …….
“.. Oukhh, Sarah.. Yachh.. Yesss……”
Saya mengerang ketika mulutnya menjilati putting saya . lalu saya tolak tubuhnya karena tak tahan dengan rangsangan yang diberikan pada putingku dan kemudian saya rebahkan ke arah samping.

Bibir saya menyaut bibirnya. Dabn saya dorong lidahku untuk menggelitik mulutnya. Dan lidahku kemudian di emut –emut nya kayak permen aja. Tangannya menjelajah ke bagian selangkangan dan kemudian mulai mengocok kontol saya. Kontol saya semakin tegang dan menjadi besar.

“Puaskan ak, Mas Jarot. Bawa ak dalam deburan kenikmatan .. ” sarah memekik.

Tidak lama kemudian tangannya memegang erat kontolku dan saya rasakan pantat dan pinggul Sarah bergerak-gerak menggesek kontol ku. Kepala kontol ku kemudian masuk ke dalam lubang memeknya dan sudah Terasa basah dan agak kesusahan saat menerjang nya.

“Akhh.. Oukkhh Hmmm..Mh……”
Sarah mendongakkan kepalanya dan memberikan kesempatan kepada saaya untuk menjilati lehernya yang tepat di depan saya . kemudian Sarah memutarkan pantatnya dan dengan tusukan keras akhirnya semua batang kontol ku sudah tertancap ke dalam memek nya.
Dan pinggul saya bergerak maju mundur merasakan deburan kenikmatan. Dan terkadang gerakan saya ubah menjadi ke kanan ke kiri atau berputar berlawanan dengan arah putaran pantatnya. Sesekali gerakan saya agak pelan dan saya gantung selangkangan saya. Pantatnya naik agak tinggi sehingga kepala kontol ku berada di bibir memeknya dan kemudian dengan cepat saya turunkan bokongku hingga seluruh batang kontol ku tenggelam ke dalam liang memeknya
Punggungnya naik dengan bertopang pada sikut nya. Lalu saya sedot puting teteknya yang sudah memuncak. Dan aksi saya menjadi semakin liar dan bringas. Tangannya Sarah memeluk punggung dan payudara nya menempel dan merapat pada dada saya. Tangannya meremas sambil menjambaki rambutku, mulutnya merintih dan mengerang keras.

“MAs Jarooot.. Ouhh Masss, ak mau ampee, ak mau muncraaaaaaaat….“
“Sshh.. Shh..Mhhhhhhhhhhh……..”

“Mas JArot…..sekarang ouhh.. Sekarang……..” Sarah memekik.

Tubuhnya mengejang rapat diatas tubuh saya dan kakinya membelit kakiku. Mulutnya mencari-cari mulutku dan saya caplok agar Sarah tidak merintih terlalu keras lagi. Memeknya berdenyut dengan rapat sekali. Saya juga merasakan akan mencapai kenikmatan dan saya tekan pantat ku ke bawah dengan keras hingga kontol ku mentok masuk ke dalam memeknya.

“Akhkhkh Sarah.. ….rasakanlah tembakan pejuh ku,”
Lalu saya memuntahkan cairan pejuh ku ke dalam memek nya. Terasa banyak sekali dan lumer keluar menetes dari lubang memeknya.

Tubuh saya kemudian melemas di atas tubuh Sarah. Keringat kami bagaikan diperas, menitik di sekujur tubuh. Kontol ku yang masih menegang saya biarkan tetap di dalam memeknya sampai akhirnya mengecil dan terlepas sendiri.

Akhirnya kami bangun setelah nafas kami menjadi normal kembali . Kami masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri. Kami pulang menuju rumah masing-masing. Karena sudah agak malam dan angkutan umum sudah jarang, maka saya berikan ongkos taxi untuk Sarah. Kami janjian untuk ketemu 2 minggu lagi.

Dua minggu kemudian kami sudah ada di dalam kamar hotel. Kini saya sudah menyiapkan kondom sebelumnya. Begitu masuk ke dalam kamar, Sarah langsung memeluk saya dan menciumi dengan ganasnya dan liar . Tangannya dengan cepat nya sudah melepaskan baju saya dan kemudian celana lalu sekaligus celana dalam saya.
Setelah itu kemudian Sarah membuka bajunya sendiri dengan cepat. Tangannya sudah menjelajah pada bagian selangkangan saya , dan meremas, mengurut dan mengocoknya. Perlahan namun pasti kontolku semakin membesar dan mengeras. Kami masih berciuman dan berciuman di leher.

Kami mulai terangsang dan tubuh kami mulai sudah hangat. Detak jantung mulai cepat dan nafas menjadi tak teratur. Kemudian saya dia di atas meja di dalam kamar. Kini kami lebih leluasa untuk menjamahi tubuh kami. Tangannya masih juga bermain dengan kontol ku. Tangan saya meremas payudaranya, memilin putingnya yang mulai mengeras.

Lalu saya tarik pantatnya sedikit ke depan sehingga posisinya berada di bibir meja. Dengan bantuan tangannya saya coba memasukkan kontol ku ke memeknya dalam posisi saya yang berdiri. Sarah menggerak-gerakkan bokongnya untuk membantu penetrasi ku. Digesekkan kepala kontol ku pada bibir memeknya
Setelah cukup pelumasan Sarah berbisik,
“MAs Jaroooot…Dorong Mas.. Dorong”.

Lalu saya dorong pantatku dengan pelan dan akhirnya batang kontolku bisa masuk dengan lancar ke dalam lubang kenikmatan . Dalam beberapa saat kami masih bertahan pada posisi berdiri. Saat Kakiku sudah mulai gemetar menahan tubuh nya . lalu saya angkat tubuhnya kemudian saya gendong berjalan ke arah ranjang.

“Mhhhh…Sarah Sayang kontol ku terlepas” ucap saya .

Lalu saya dorong dia sambil tetap berpelukan dan berciuman ke kamar mandi. Sampai kamar mandi saya lepaskan pelukan dan kami membersihkan senjata kami masing-masing terlebih dahulu untuk melanjutkan permainan berikutnya yang lebih menggairahkan .

Kemudian saya bopong tubuhnya yang sintal dan saya rebahkan ke ranjang . Sebentar kemudian kami kembali bergumul untuk saling memberi dan menerima kenikmatan. Sarah berada di atas tubuh saya . Kepala Sarah ke bawah, ke perut dan terus ke bawah. Di gigitnya kontolku dengan gigitan kecil di sepanjang batangnya.

Sarah memandang saya dan saya menarik buah zakar sehingga batang kontol ku juga tertarik dan berdiri tegak menantang. Saya memberi isyarat ketika kepalanya ada di atas selangkanganku. Kepalanya kemudian bergerak ke bawah. Lalu Sarah mengisap-isap kepala kontol ku dan dengan lihai menjilatinya.
Tiba-tiba tubuh saya seperti kena setruuum ketika lidah Sarah menjilat lubang kencing saya . Saat saya lihat Sarah dengan nikmaty nya dan asyiknya menjilat, menghisap dan mengulum kepala kontol ku. Sarah tidak memasukkan seluruh batang kontolku ke dalam mulutnya, melainkan hanya kepala kontolku saja yang menjadi target birahinya.

kemudian saya tarik tubuhnya dan kini saya tindih. Sarah memelukku dan mencumbu sayapada bagian daun telingaku. Dengan hal itu aku menjadi merinding. Payudaranya yang sudah mengencang dan padat menekan pada bagian dadaku. Saya cium bibirnya dan saya remas-remas payudaranya.

“Ouhh Come On..Mas.. Ak.. …..”
“Masukkan Mass.. Ayo masukkan.. ”

saya menurunkan pantat saya dan segera kontolku sudah tengelam dalam lubang memeknya .

“Mass.. Enak sekali Mas Jaroot, ak.. Oukhh”

Saaraah memekik kecil, lalu saya tekan saja kontolku sampai amblas ke dalam.
Tangannya mencengkeram punggungku. Tidak terdengar suara apa pun dalam kamar selain deritan ranjang dan kicauan kami.

saya cabut kontol ku , saya tahan dan saya keraskan otot-otot kontol ku . Pelan-pelan saya masukkan kepalanya saja ke bibir gua yang lembab, becek dan memerah itu.

Sarah terpejam menikmati permainan saya pada bibir memeknya.
“.. Hggk.. Mhhhhhhhhhh”. Sarah menjerit tertahan ketika tiba-tiba saya hunuskan batang kontol saya sampai mentok ke rahimnya.

saya gerakkan maju mundur dengan pelan setengah batang sampai sepuluh kali kemudian saya sodokkan dengan kuat sampai semua batang kontol saya amblas masuk kedalam. Sarah menggerakkan pinggulnya memutar dan naik turun sehingga kenikmatan yang luar biasa sama-sama kami rasakan. Kontol ku seperti dipelintir rasanya. Lau saya sedot payudaranya dan saya mainkan putingnya dengan lidahku yang lihai .

Sarah seperti orang yang mau berteriak menahan sesuatu menikmati hubungan ini. Sarah mencakar -cakar dengan histeris.

“Auuhkhh.. Terus.. Teruskan.. Mass Jarooot………..Nikmaaaaaaaaatt sekali.. Ooh”

Kini kaki saya menjepit kakinya. Ternyata memeknya nikmatnya memang luar biasa, meskipun agak becek namun gerakan memutarnya seperti menyedot kontol saya

lalu saya mulai memompa lagi. Sarah seperti seekor kucing liar yang tidak terkendali. Keringat membanjiri tubuh kami. Saya pacu Sarah mendaki titik puncak kenikmatan. Kami saling meremas, memagut, dan mencium.

kemudian saya buka lagi kedua kakinya, kini betisnya melilit di betisku. Matanya sendu . dan saya siap untuk memuncratrkan pejuhku.
“Sarah, kayak nya saya mau keluar.. “
“Sebentar lagi Sarah … saya mau.. “.

“Kita sama-sama Mas Jarooot, Ouucchh.. “
“AAAhhhhhhhhhhhhh…”. Sarah melenguh panjang.

Beberapa kemudian.., “Sekarang Sarah. Ayo sekarang.. Ouuhh”, saya mengerang enak saat muncraatan pejuh keluar dari ujung kontol ku.
“Mas Jaroot.. Argghh………”
Kemudian kakinya menjepit kaki saya dan menarik kaki saya sehingga kontol saya tertarik mau keluar.

Dan saya menahan agar posisi kontol saya tetap dalam memeknya. Matanya terbuka lebar, tangannya kembali mencakar punggung ku, mulutnya menggigit dada ku sampai merah membekas. Kemaluan kami saling membalas berdenyut sampai beberapa saat saja. Setelah beberapa saat kemudian keadaan menjadi tenang. Kami membersihkan diri dan check out dari hotel yang kami pakai
Saya ngeseks dengan Sarah sampai sepuluh kali dan setelah itu tidak pernah ketemu lagi. Dulu saya pernah minta nomor telepon kantornya tapi dia tidak mau memberikannya. Entah apa alasannya. Sampai sekarang saya tak pernah bertemu lagi dengan dirinya, meskipun kadang-kadang saya masih duduk –dudukan di tempat biasa saat kami bertemu pada awalnya.Daftar SahabatQQ
SahabatQQ Agen Domino 99 Domino QQ dan Poker Online Aman dan Terpercaya